Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Reshuffle" Kabinet, PKS Ingin "Happy Ending"

Kompas.com - 12/12/2012, 13:43 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai perlunya konsolidasi kabinet di penguhujung masa kerja Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. F-PKS pun berharap agar kabinet di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa menutup masa kerjanya pada tahun 2014 dengan happy ending.

"Untuk rombak kabinet (reshuffle) lainnya, kalau Presiden gunakan hak prerogatif, pasti akan membuat tidak nyaman. Saya yakin, Presiden pasti menginginkan happy ending pada akhir masa jabatannya sehingga butuh soliditas dan konsolidasi yang bagus dalam kabinet," ujar Ketua F-PKS Hidayat Nur Wahid, Rabu (12/12/2012), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Semenjak pos Menteri Pemuda dan Olahraga ditinggalkan Andi Alfian Mallarangeng, wacana untuk melakukan perombakan kabinet mengemuka. Presiden SBY dinilai hanya memiliki waktu hingga akhirnya melakukan perombakan kabinet sebelum memasuki tahun persiapan pemilu di tahun 2013.

Menurut Hidayat, kebijakan perombakan kabinet adalah hak prerogatif Presiden. Namun, Presiden harus lebih berhati-hati menggunakan hak istimewa itu dalam menata kabinetnya. Pasalnya, penggunaan hak prerogatif sebelumnya justru menimbulkan polemik di publik. Mantan Presiden PKS ini mencontohkan kasus pemberian grasi Presiden kepada gembong narkoba Ola yang ternyata masih mengendalikan bisnis narkoba dari balik sel.

"PKS mengingatkan agar Presiden berhati-hati menggunakan hak prerogatif. Hak prerogatif harus dilakukan elegan dan profesional sehingga tidak menimbulkan kegaduhan," kata Hidayat.

Kalaupun perombakan kabinet benar-benar akan dilakukan, Hidayat menuturkan, PKS siap berada di dalam ataupun di luar pemerintahan. "Kami bukannya nantang, tetapi memang PKS siap di dalam atau di luar. Dulu zaman Megawati kami sendirian di luar, suara kami bahkan meningkat," kata Hidayat lagi.

Wacana perombakan kabinet ini mendapat dukungan dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso. Priyo menuturkan mundurnya Andi Alfian Mallarangeng dari kursi Menteri Pemuda dan Olaharaga bisa dijadikan momentum untuk melakukan perombakan kabinet. Selain itu, secara hitung-hitung politik, tahun ini merupakan tahun terakhir Presiden bisa merombak kabinetnya.

"Saya berpandangan ini momentum untuk reshuffle. Kalau hanya satu, sayang energinya habis. Dalam hitungan politik, ini adalah kesempatan terakhir Presiden untuk rombak kabinet atau tidak merombak sama sekali," kata Priyo.

Baca juga:
Golkar Tawarkan Idrus Marham Jadi Menpora
Demokrat: Menpora Baru Harus seperti Andi Mallarangeng
Max Sopacua: Posisi Menpora Itu Jatah Demokrat!
Paling Aman, Menpora Non-Parpol
Presiden Harus segera Angkat Menpora Baru

Selengkapnya, baca di topik: BERBURU KURSI MENPORA

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com