Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Turun Tangan, Pimpinan Polri-KPK Ngapain?

Kompas.com - 08/10/2012, 14:23 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat I Gede Pasek Suardika meminta agar pimpinan Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi introspeksi diri menyikapi konflik berkepanjangan antara KPK-Polri. Pimpinan kedua institusi itu diminta segera menyelesaikan konflik.

"Kalau (konflik) masih saja terjadi, yang diuntungkan adalah dua pihak. Pertama adalah koruptor dan kedua adalah petualang politik," kata Pasek di Jakarta, Senin (8/10/2012).

Hal itu dikatakan Pasek ketika dimintai tanggapan konflik berkepanjangan antara kepolisian dan KPK. Konflik meruncing ketika kepolisian hendak menangkap anggotanya yang bertugas di KPK, Komisaris Novel Baswedan. Novel dituduh terlibat kasus dugaan penganiayaan berat pada tahun 2004 saat bertugas sebagai Kasat Reskrim Polda Bengkulu.

Pasek menilai, secara yuridis apa yang dilakukan kepolisian terkait kasus Novel benar, karena menjadi ranah kepolisian. Siapa pun, kata dia, tidak boleh menghalangi karena polisi mempertanggungjawabkan semua di pengadilan.

"Tapi secara etis (yang dilakukan Polri) kurang pas karena itu menyasar orang yang sedang bertugas menjalankan proses penyidikan kasus (simulator) yang melibatkan petinggi Polri," kata politisi Partai Demokrat itu.

Pasek juga mengkritik pimpinan KPK yang terlalu banyak berbicara. Seharusnya, kata Pasek, pimpinan kedua lembaga itu mampu menyelesaikan sendiri konflik tanpa perlu campur tangan Presiden. Akibatnya, lanjut dia, permasalahan itu dibawa ke Presiden.

Menurut dia, Presiden tidak boleh ikut campur dalam proses penegakan hukum. Pasek juga menolak kalau Presiden disebut abai atas permasalahan di institusi penegak hukum.

"Sejarah sudah mencatat, berapa kali KPK bermasalah, Presiden sering bantu kok mulai dari zaman Bibit-Chandra, Antasari. Kalau setiap saat Presiden harus turun, lalu pimpinan-pimpinan itu ngapain?," papar Pasek.

Seperti diberitakan, konflik antara KPK-Polri mencuat pascaterungkapnya kasus dugaan korupsi proyek simulator di Korps Lalu Lintas Polri yang melibatkan Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Kini, pimpinan KPK dan Polri bersama presiden tengah bertemu di Istana Negara untuk menyelesaikan konflik.

Berita terkait polemik kedua lembaga dapat diikuti dalam topik "Polisi vs KPK"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Nasional
    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Nasional
    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    Nasional
    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Nasional
    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Nasional
    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    Nasional
    Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

    Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

    Nasional
    SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

    SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

    Nasional
    Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

    Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

    Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

    Nasional
    Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

    Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

    Nasional
    Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

    Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

    Nasional
    Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

    Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

    Nasional
    JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

    JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com