Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terorisme dan Deteksi Dini

Kompas.com - 13/09/2012, 09:46 WIB

Komunikasi dan koordinasi

Potensi gangguan dan ancaman faktual sebagaimana yang terjadi di Solo, kemudian di Depok dan Jakarta, secara luas dapat dilihat sebagai pesan untuk lebih menyadarkan seluruh komponen bangsa agar selalu waspada dalam memosisikan dirinya sebagai bagian dari upaya pemberantasan terorisme di Indonesia. Pada konteks ini, deteksi dini dan pengawasan terkait aktivitas masyarakat secara luas menjadi penting dilakukan.

Salah satu bentuk aktivitas deteksi dini yang terintegrasi adalah bagaimana setiap institusi dan masyarakat dapat menjalankan fungsinya secara efektif. Polri, misalnya, akan lebih memahami dinamika masyarakat bila komunikasi dialogis dengan masyarakat dapat terbangun secara simultan dalam bentuk program polmas ataupun fungsi-fungsi binmas lainnya, yang juga dapat bekerja sama dengan TNI melalui fungsi teritorialnya.

Sementara untuk BIN dan komunitas intelijen lainnya, deteksi dini dapat dilakukan dalam bentuk penggalangan dan penetrasi. Selain informasi yang didapat diteruskan kepada institusi keamanan lain, upaya penggalangan dan penetrasi intelijen harus juga dilakukan sebagai bagian dari langkah preventif. Sebab, selama ini informasi dan temuan intelijen terkait kemungkinan gangguan dan ancaman faktual tidak secara serius ditanggapi oleh pemangku kepentingan.

Tak mengherankan apabila konflik di masyarakat dan aksi teror masih kerap terjadi dan cenderung tidak terkendali. Padahal, bila informasi dari intelijen ini disikapi serius, langkah preventif dalam bentuk penggalangan dan penetrasi dapat meminimalisasi kemungkinan gangguan dan ancaman tersebut.

Ada tiga alasan mengapa deteksi dini terintegral atas seluruh potensi ancaman faktual dan gangguan keamanan dari aktivitas terorisme penting dilakukan. Pertama, membangun kepercayaan antarinstitusi dalam menjalankan peran dan fungsi masing-masing. Kepercayaan menjadi faktor penting dalam mengondusifkan situasi. Tanpa kepercayaan satu dengan yang lainnya, efektivitas pemberantasan terorisme tidak dapat berjalan.

Kedua, mengefektifkan fungsi komunitas intelijen daerah sebagai titik temu antarinstitusi. Menguatnya ego sektoral menjadi salah satu permasalahan tidak efektifnya komunitas intelijen daerah, selain memang kualitas SDM-nya yang masih perlu ditingkatkan.

Ketiga, mengikis faktor psikologis antarinstitusi. Bukan cerita baru apabila ada permasalahan psikologis antarinstitusi pasca-Orde Baru: antara Polri dan TNI. Dalam sejumlah kasus, masalah ini kerap menjadi penghambat koordinasi yang efektif dalam pemberantasan terorisme.

Namun, upaya untuk mendeteksi sedini mungkin potensi gangguan kelompok terorisme hanya dapat dilakukan bila antarinstitusi keamanan dan masyarakat sadar akan pentingnya membangun komunikasi dan koordinasi secara efektif. Dengan sedikit meredakan ego sektoral, upaya itu akan jadi sinyalemen positif dalam upaya pemberantasan terorisme di Indonesia.

Susaningtyas Nefo H Kertopati Pemerhati Intelijen; Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Hanura

Berita terkait aksi teror dapat diikuti dalam topik "Teroris Solo", "Ledakan di Depok", Teroris di Bojong, dan "Bahan Peledak di Tambora".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com