JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bidang Pusdokkes Polri Komisaris Besar Anton Castilani mengimbau keluarga korban untuk bersabar dalam menunggu proses identifikasi karena memakan waktu yang lama dan sangat berat. Keluarga korban tidak harus berada di rumah sakit terus-menerus karena setelah proses identifikasi selesai, akan ada pemberitahuan.
"Kami mengimbau kepada para keluarga korban untuk bersabar menunggu hasil identifikasi karena tugas ini sangat berat, tetapi tetap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan secara profesional," kata Komisaris Besar Anton Castilani, saat jumpa pers di Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (12/5/2012).
Proses identifikasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang mengalami kecelakaan di Gunung Salak Bogor menurutnya akan memakan waktu lama dan panjang, mengingat banyaknya proses yang harus dilakukan dan banyak jenazah tidak dalam keadaan utuh.
Dalam proses identifikasi, kata Anton, yang dilakukan adalah membandingkan tanda-tanda dari setiap korban pada saat hidup dengan jenazah yang ditemukan, dan yang dibandingkan antara lain adalah sidik jari, gigi, deoxyribose nucleid acid (DNA), ciri-ciri fisik atau medis, serta properti yang dipergunakan korban.
Proses identifikasi yang dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification Polri (DVI Polri) di bawah supervisi atau pengawasan dari DVI Internasional yang berpusat di Lyon, Perancis.
"Secara berkala kami harus melaporkan ke DVI Internasional, dan tentunya juga akan terus memberikan penjelasan-penjelasan secara rutin untuk masyarakat, khususnya pihak keluarga," katanya.
Hingga siang ini, lanjut Anton, tim DVI tengah melakukan identifikasi dari empat kantong jenazah yang telah dikirim ke RS Polri. Setiap kantong jenazah berisi bagian-bagian dari korban, baik berupa bagian tubuh yang besar maupun potongan kecil.
"Nantinya, setelah bagian-bagian korban itu lengkap, baru akan dilakukan proses rekonstruksi dan DVI juga akan menerbitkan surat kematian dan surat identifikasi para korban," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.