Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Amandemen Kelima UUD 1945 Keniscayaan

Kompas.com - 30/01/2012, 13:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berpendapat amendemen kelima UUD 1945 merupakan keniscayaan.

"Sebagai sebuah dokumen yang merupakan hasil kesepakatan, perubahan adalah keniscayaan," kata Megawati dalam pidato tertulis yang dibacakan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Tjahjo Kumolo dalam acara Pekan Konstitusi di Sekretariat International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Jakarta, Senin.

Hanya saja, kata Presiden RI ke-5 itu, amendemen tersebut harus dilakukan dengan hati-hati, tidak boleh serampangan, dan tidak boleh melepaskan dari sejarah pembentukannya. "Amendemen yang hanya digerakkan oleh kepentingan memperkuat kekuasaan, lebih-lebih jika kekuasaan itu digerakkan oleh paham individualisme, haruslah dipinggirkan dari agenda kebangsaan kita," katanya.

Menurut Megawati, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk mengamendemen kembali UUD 1945, antara lain amendemen harus mengembalikan lagi spirit UUD 1945, harus menjadi jalan untuk meluruskan kembali liberalisasi politik dan ekonomi yang telah mengaburkan gambaran ideal sebagai negara berdaulat berdasarkan Pancasila.

Amendemen, menurut Megawati, juga harus memastikan bangunan sistem pemerintahan negara yang berdaulat di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Lebih dari segalanya, kata Megawati, amendemen harus mengembalikan lagi pentingnya garis-garis besar haluan negara.

"Sebab, negara tidak bisa dikelola hanya dalam kurun waktu lima atau 10 tahun masa jabatan melalui visi dan misi," tandasnya.

Dikatakannya, ide atau gagasan amendemen harus dijawab dengan sikap kenegarawanan dan dalam suatu pemahaman yang kuat terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.

Menurut Megawati, sangat penting untuk mengkontemplasikan benang merah alur pikiran Bung Karno bersama pendiri bangsa lainnya, sehingga seluruh falsafah kenegaraan, suasana kebatinan, dan spirit perjuangan untuk membebaskan Indonesia dari segala bentuk penjajahan benar-benar dipahami secara menyeluruh.

"Dari kontemplasi yang terus menerus saya lakukan, saya merasa bahwa benang merah itu telah terputus. Kita menjadi bangsa yang mudah goyah dan terombang-ambingkan oleh pusaran gelombang kepentingan global," kata Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com