Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Masih "Blank" soal Foto Nunun

Kompas.com - 23/11/2011, 17:56 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah hilang jejak selama beberapa tahun terakhir, buron internasional, Nunun Nurbaeti, kini terlihat dalam sebuah foto yang diambil beberapa bulan lalu. Dalam foto itu, ia tampak melenggang di sebuah pusat perbelanjaan di Singapura tanpa menunjukkan raut wajah layaknya orang yang tengah mengalami sakit pascastroke.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution menyatakan, polisi akan menelusuri terlebih dahulu sumber foto itu. Polisi terlebih dahulu akan mencari tahu waktu pembuatan foto.

"Kami belum tahu di mana foto itu dibuat. Harus jelas dulu itu foto-foto siapa dan di mana, serta kapan? Apakah foto lama atau foto baru dan dimunculkan kembali. Bisa saja, kan?" ujar Saud di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu (23/11/2011).

"Kalau untuk foto buron, saya sendiri belum lihat. Saya kira bisa ditanyakan kepada KPK sebagai penyidiknya. Kalau kami, nanti bila mana ada info dari Interpol negara asing yang mengetahui hal tersebut, itu yang akan kami hubungi," ujarnya.

Saud menyatakan, apa pun yang ditemukan dan berkaitan dengan Nunun akan dijadikan petunjuk bagi polisi untuk melacak keberadaan sosialita yang dikabarkan menderita amnesia itu. Saud beralasan, polisi tak bisa gegabah karena saat ini belum diketahui, di negara mana foto tersebut dibuat.

"Nanti foto itu akan ditelusuri. Kapan diambil dan dengan lensa apa. Itu kan bisa ditelusuri oleh ahlinya. Nanti kami akan serahkan ke KPK sebagai penyidiknya. Nantinya bilamana perlu, kami bantu, akan dikoordinasikan dengan KPK," lanjutnya.

Ditanya perkembangan pencarian Nunun, lagi-lagi jawaban kepolisian masih nihil. Keberadaan Nunun tak terdeteksi hingga saat ini. Saud menyatakan, Polri masih menunggu perkembangan dari pihak Interpol.

"Kami sudah kirim red notice DPO kepada negara-negara yang sudah masuk organisasi Interpol untuk melacak yang bersangkutan. Sekarang belum dapat informasi. Masih menunggu perkembangan di lapangan," kata Saud.

Nunun adalah tersangka dalam kasus dugaan suap untuk pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia, yang saat itu dimenangkan oleh Miranda Swaray Goeltom. Nunun dituduh memberikan 480 lembar cek pelawat senilai Rp 24 miliar kepada 26 anggota DPR periode 1999-2004.

Nunun meninggalkan Indonesia dengan alasan berobat, saat ia berstatus sebagai saksi. Hingga kini, Nunun raib dan tak ada yang mengetahui keberadaannya, kecuali pihak keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kaesang Dinilai Berpeluang Menang di Pilkada Jateng, Pengamat: Kalau di Jakarta Masuk Kolam Hiu

    Kaesang Dinilai Berpeluang Menang di Pilkada Jateng, Pengamat: Kalau di Jakarta Masuk Kolam Hiu

    Nasional
    Demokrat Sarankan Anies Masuk Parpol: Kalau Menang di Jakarta, Bisa Diperjuangkan Maju Capres 2029

    Demokrat Sarankan Anies Masuk Parpol: Kalau Menang di Jakarta, Bisa Diperjuangkan Maju Capres 2029

    Nasional
    Belum Pasti Jadi Oposisi Pemerintah, PKS: Tergantung Prabowo, Mengajak atau Tidak?

    Belum Pasti Jadi Oposisi Pemerintah, PKS: Tergantung Prabowo, Mengajak atau Tidak?

    Nasional
    Bela Jokowi yang Dituding Sodorkan Nama Kaesang di Pilkada Jakarta, Luhut: Jangan Asal Ngomong

    Bela Jokowi yang Dituding Sodorkan Nama Kaesang di Pilkada Jakarta, Luhut: Jangan Asal Ngomong

    Nasional
    Survei LSI: Kaesang, Kapolda Jateng, Eks Ajudan Prabowo, dan Raffi Ahmad Ramaikan Bursa Pilkada Jateng 2024

    Survei LSI: Kaesang, Kapolda Jateng, Eks Ajudan Prabowo, dan Raffi Ahmad Ramaikan Bursa Pilkada Jateng 2024

    Nasional
    Mahasiswa Tak Bisa Cairkan Bantuan Usai PDN Diretas, Anggota DPR Minta KIP Kuliah Segera Dipulihkan

    Mahasiswa Tak Bisa Cairkan Bantuan Usai PDN Diretas, Anggota DPR Minta KIP Kuliah Segera Dipulihkan

    Nasional
    Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Belum Punya Pilihan, Pilkada Jateng Masih Terbuka Semua Calon

    Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Belum Punya Pilihan, Pilkada Jateng Masih Terbuka Semua Calon

    Nasional
    Di Depan AS-Rusia, Delegasi RI Minta Kemampuan Pasukan Perdamaian Dunia Ditingkatkan

    Di Depan AS-Rusia, Delegasi RI Minta Kemampuan Pasukan Perdamaian Dunia Ditingkatkan

    Nasional
    Satgas Judi 'Online' Diharap Bekerja Tak Terlibat Konflik Kepentingan

    Satgas Judi "Online" Diharap Bekerja Tak Terlibat Konflik Kepentingan

    Nasional
    PPATK Didesak Segera Serahkan Daftar Anggota DPR Main Judi 'Online' ke MKD

    PPATK Didesak Segera Serahkan Daftar Anggota DPR Main Judi "Online" ke MKD

    Nasional
    MPR Dukung Sanksi Berat Buat Legislator Main Judi 'Online'

    MPR Dukung Sanksi Berat Buat Legislator Main Judi "Online"

    Nasional
    Buka Peluang Kerja Sama dengan PDI-P, PKS: Kami Sudah Berkali-kali Koalisi di Pilkada

    Buka Peluang Kerja Sama dengan PDI-P, PKS: Kami Sudah Berkali-kali Koalisi di Pilkada

    Nasional
    PKS Bakal Temui Cak Imin dan PKB, Bahas Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta

    PKS Bakal Temui Cak Imin dan PKB, Bahas Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta

    Nasional
    Dompet Dhuafa Hadiri Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Vietnam

    Dompet Dhuafa Hadiri Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Vietnam

    Nasional
    Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

    Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com