JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah hilang jejak selama beberapa tahun terakhir, buron internasional, Nunun Nurbaeti, kini terlihat dalam sebuah foto yang diambil beberapa bulan lalu. Dalam foto itu, ia tampak melenggang di sebuah pusat perbelanjaan di Singapura tanpa menunjukkan raut wajah layaknya orang yang tengah mengalami sakit pascastroke.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution menyatakan, polisi akan menelusuri terlebih dahulu sumber foto itu. Polisi terlebih dahulu akan mencari tahu waktu pembuatan foto.
"Kami belum tahu di mana foto itu dibuat. Harus jelas dulu itu foto-foto siapa dan di mana, serta kapan? Apakah foto lama atau foto baru dan dimunculkan kembali. Bisa saja, kan?" ujar Saud di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu (23/11/2011).
"Kalau untuk foto buron, saya sendiri belum lihat. Saya kira bisa ditanyakan kepada KPK sebagai penyidiknya. Kalau kami, nanti bila mana ada info dari Interpol negara asing yang mengetahui hal tersebut, itu yang akan kami hubungi," ujarnya.
Saud menyatakan, apa pun yang ditemukan dan berkaitan dengan Nunun akan dijadikan petunjuk bagi polisi untuk melacak keberadaan sosialita yang dikabarkan menderita amnesia itu. Saud beralasan, polisi tak bisa gegabah karena saat ini belum diketahui, di negara mana foto tersebut dibuat.
"Nanti foto itu akan ditelusuri. Kapan diambil dan dengan lensa apa. Itu kan bisa ditelusuri oleh ahlinya. Nanti kami akan serahkan ke KPK sebagai penyidiknya. Nantinya bilamana perlu, kami bantu, akan dikoordinasikan dengan KPK," lanjutnya.
Ditanya perkembangan pencarian Nunun, lagi-lagi jawaban kepolisian masih nihil. Keberadaan Nunun tak terdeteksi hingga saat ini. Saud menyatakan, Polri masih menunggu perkembangan dari pihak Interpol.
"Kami sudah kirim red notice DPO kepada negara-negara yang sudah masuk organisasi Interpol untuk melacak yang bersangkutan. Sekarang belum dapat informasi. Masih menunggu perkembangan di lapangan," kata Saud.
Nunun adalah tersangka dalam kasus dugaan suap untuk pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia, yang saat itu dimenangkan oleh Miranda Swaray Goeltom. Nunun dituduh memberikan 480 lembar cek pelawat senilai Rp 24 miliar kepada 26 anggota DPR periode 1999-2004.
Nunun meninggalkan Indonesia dengan alasan berobat, saat ia berstatus sebagai saksi. Hingga kini, Nunun raib dan tak ada yang mengetahui keberadaannya, kecuali pihak keluarga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.