Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Neneng dan Nunun, KPK Hanya Bergantung Interpol

Kompas.com - 02/11/2011, 20:49 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga kini, keberadaan Nunun Nurbaeti dan Neneng Sri Wahyuni masih gelap. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum mendapatkan informasi terkait kedua buronan internasional itu dari kepolisian internasional.

"Belum ada info," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Rabu (2/11/2011).

Nunun, tersangka kasus dugaan suap cek pelawat diketahui bertolak ke Singapura sejak Feberuari 2010 lalu. Istri dari mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu tercatat sebagai buronan interpol sejak 15 Juni 2011. Sedangkan Neneng, tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, seolah menghilang setelah suaminya, Muhammad Nazaruddin tertangkap di Cartagena, Kolombia, 7 Agustus lalu. Tiga belas hari setelah suaminya ditangkap, Neneng juga masuk dalam daftar buronan interpol.

"Tentu, kita dalam upaya terus mencari dan menangkap buronan yang ada di KPK," kata Johan.

Lantas, mengapa kedua wanita itu belum juga tertangkap?

Johan menyatakan, KPK saat ini sangat bergantung pada kepolisian internasional dalam menangkap kedua buronan itu. Karena tidak memiliki aparat di luar negeri, KPK mengandalkan kerjasama aparat kepolisian di negara lain.

"Nah, interpol kalau di masing-masing negara kan berbeda, hubungan dengan negara kita, misalnya Indonesia dengan Singapura, tentu berbeda dengan Indonesia dengan Malaysia, dan dengan yang lainnya," ujar Johan.

KPK, lanjut Johan, hanya dapat berupaya sebatas mengirimkan red notice (surat pengajuan penangkapan internasional) kepada interpol sehingga kedua perempuan tersebut ditetapkan sebagai buronan interpol.

"Selanjutnya, bola ada di tangan interpol. Kalau di luar itu kita tidak bisa menangkap sendiri. Polisi Indonesia juga tidak bisa, harus interpol," tukasnya.

Ihwal alasan KPK tidak membentuk tim khusus untuk mengejar Nunun dan Neneng seperti saat mengejar Nazaruddin, Johan mengatakan, bahwa tim hanya dapat dibentuk setelah pihaknya mendapatkan informasi keberadaan keduanya.

"Yang penting sudah ada informasi dulu, apakah dia diduga berada di mana, apakah dari interpol atau kedutaan besar kita di sana," ucapnya.

Sementara sampat saat ini, informasi itu masih nihil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kaesang Dinilai Berpeluang Menang di Pilkada Jateng, Pengamat: Kalau di Jakarta Masuk Kolam Hiu

    Kaesang Dinilai Berpeluang Menang di Pilkada Jateng, Pengamat: Kalau di Jakarta Masuk Kolam Hiu

    Nasional
    Demokrat Sarankan Anies Masuk Parpol: Kalau Menang di Jakarta, Bisa Diperjuangkan Maju Capres 2029

    Demokrat Sarankan Anies Masuk Parpol: Kalau Menang di Jakarta, Bisa Diperjuangkan Maju Capres 2029

    Nasional
    Belum Pasti Jadi Oposisi Pemerintah, PKS: Tergantung Prabowo, Mengajak atau Tidak?

    Belum Pasti Jadi Oposisi Pemerintah, PKS: Tergantung Prabowo, Mengajak atau Tidak?

    Nasional
    Bela Jokowi yang Dituding Sodorkan Nama Kaesang di Pilkada Jakarta, Luhut: Jangan Asal Ngomong

    Bela Jokowi yang Dituding Sodorkan Nama Kaesang di Pilkada Jakarta, Luhut: Jangan Asal Ngomong

    Nasional
    Survei LSI: Kaesang, Kapolda Jateng, Eks Ajudan Prabowo, dan Raffi Ahmad Ramaikan Bursa Pilkada Jateng 2024

    Survei LSI: Kaesang, Kapolda Jateng, Eks Ajudan Prabowo, dan Raffi Ahmad Ramaikan Bursa Pilkada Jateng 2024

    Nasional
    Mahasiswa Tak Bisa Cairkan Bantuan Usai PDN Diretas, Anggota DPR Minta KIP Kuliah Segera Dipulihkan

    Mahasiswa Tak Bisa Cairkan Bantuan Usai PDN Diretas, Anggota DPR Minta KIP Kuliah Segera Dipulihkan

    Nasional
    Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Belum Punya Pilihan, Pilkada Jateng Masih Terbuka Semua Calon

    Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Belum Punya Pilihan, Pilkada Jateng Masih Terbuka Semua Calon

    Nasional
    Di Depan AS-Rusia, Delegasi RI Minta Kemampuan Pasukan Perdamaian Dunia Ditingkatkan

    Di Depan AS-Rusia, Delegasi RI Minta Kemampuan Pasukan Perdamaian Dunia Ditingkatkan

    Nasional
    Satgas Judi 'Online' Diharap Bekerja Tak Terlibat Konflik Kepentingan

    Satgas Judi "Online" Diharap Bekerja Tak Terlibat Konflik Kepentingan

    Nasional
    PPATK Didesak Segera Serahkan Daftar Anggota DPR Main Judi 'Online' ke MKD

    PPATK Didesak Segera Serahkan Daftar Anggota DPR Main Judi "Online" ke MKD

    Nasional
    MPR Dukung Sanksi Berat Buat Legislator Main Judi 'Online'

    MPR Dukung Sanksi Berat Buat Legislator Main Judi "Online"

    Nasional
    Buka Peluang Kerja Sama dengan PDI-P, PKS: Kami Sudah Berkali-kali Koalisi di Pilkada

    Buka Peluang Kerja Sama dengan PDI-P, PKS: Kami Sudah Berkali-kali Koalisi di Pilkada

    Nasional
    PKS Bakal Temui Cak Imin dan PKB, Bahas Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta

    PKS Bakal Temui Cak Imin dan PKB, Bahas Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta

    Nasional
    Dompet Dhuafa Hadiri Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Vietnam

    Dompet Dhuafa Hadiri Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Vietnam

    Nasional
    Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

    Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com