Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Akui Bertemu Banggar DPR Beberapa Kali

Kompas.com - 21/09/2011, 19:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng mengaku beberapa kali menerima kunjungan tiga orang anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat di kantornya, Kementerian Pemuda dan Olahraga Senayan sekitar 2010-2011. Ketiga anggota Banggar tersebut adalah Angelina Sondakh (Fraksi Partai Demokrat), Mirwan Amir (Fraksi Partai Demokrat), dan Wayan Koster (Fraksi PDI-Perjuangan).

Hal tersebut diungkapkan Andi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (21/9/2011) saat bersaksi untuk terdakwa kasus suap wisma atlet, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam.

"Pernah beberapa kali hadir di kantor saya, silaturahim, bertemu, dan sebagainya," kata Andi menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum, Agus Salim. Dalam pertemuan tersebut, lanjut Andi, tidak ada pembahasan soal anggaran. "Lebih banyak silaturahmi," tambahnya.

Namun, pertemuan dengan para anggota dewan di kantornya itu, kata Andi turut dihadiri staf ahli yang dibutuhkan jika ada pertanyaan detil soal data. Saat ditanya apakah Wafid turut hadir dalam pertemuan tersebut, Andi mengaku lupa.

"Saya tidak tahu yang mana. Bisa saja saya meminta pendamping saya dari staf untuk tahu data-data yang bersifat detil untuk ditanyakan mengenai hal teknis," ujar anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu.

Selain pertemuannya dengan anggota Banggar, Andi mengaku pernah menerima mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, Angelina, dan Ketua Komisi X DPR Mahyuddin (Fraksi Partai Demokrat) di kantornya. "Seingat saya berkunjung ke kantor saya bersama beberapa anggota dewan yang lain, silaturahim," katanya.

Seingat Andi, pertemuan dengan Nazaruddin, Angelina, dan Mahyuddin itu berlangsung sekitar Januari 2010. "Saya baru jadi menteri, ada yang kasih selamat ke saya, bicara program ke depan, tidak ada yang terstruktur," ungkap dia.

Sebelumnya Wafid mengungkapkan soal pertemuan Andi dengan tiga kader Partai Demokrat itu di kantornya. Wafid mengaku saat itu dia dipanggil untuk mendampingi Andi menerima tamu dari DPR. Namun Wafid tidak mengetahui isi pembicaraan karena dia datang di saat pertemuan hampir selesai. Ketika ditanya soal kehadiran Wafid tersebut, Andi mengaku lupa.

"Saya tidak ingat panggil atau tidak tapi bisa saja kalau ada pembicaraan dengan anggota dewan, saya minta staf saya mendampingi," tukasnya.

Dalam proyek Wisma Atlet, Wafid mengakui adanya peran Andi. Sebagai Sesmenpora, Wafid mengaku bukan pengambil keputusan sehingga menyerahkan keputusan kepada Andi saat Muhammad Nazaruddin menawarkan adanya anggaran terkait proyek SEA Games dan Hambalang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Nasional
    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Nasional
    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Nasional
    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Nasional
    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Nasional
    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Nasional
    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Nasional
    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Nasional
    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com