JAKARTA, KOMPAS.com - Tak seperti pejabat kebanyakan yang meminta timnya membuah naskah pidato, ternyata Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Ketua MPR RI Taufiq Kiemas menyiapkan sendiri naskah pidato yang akan disampaikan pada Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung MPR RI, Rabu (1/6/2011) mendatang.
Pada peringatan tersebut, keduanya yang menyampaikan pidatonya mengenai Pancasila. Secara bergurau, Mega mengatakan, penyusunan naskah pidato tersebut membuat kening keduanya berkerut. "Aduh, minta ampun deh. Jadi di rumah, kalau saya sudah lihat Bapak (Taufiq) membikin pidato, saya pura-pura melenggang saja. Padahal saya berpikir, apa yang yang mau diucapkan (besok)," kata Mega seraya tertawa.
Mega juga mengatakan, Taufiq juga kerap bertanya perkembangan naskah pidato yang disusunnya. "Ma, pidatonya sudah selesai belum? Ada perubahan apa enggak?" ucap Mega meniru perkataan suaminya. "Urusan saya dong," kata Mega tersenyum merespon pertanyaan suaminya.
Selain Mega dan Taufiq, sejumlah tokoh negara dijadwalkan akan memberikan pidato, seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-3 BJ Habibie. "Tujuan Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 adalah memperkokoh komitmen kebangsaan seluruh komponen bangsa melalui pemaknaan, pemahaman, pemasyarakatan, dan pelaksanaan nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin pada jumpa pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (30/5/2011) kemarin.
Turut hadir pada acara peringatan tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Boediono, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Wapres Hamzah Haz, anggota MPR RI, anggota Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, pimpinan dan anggota lembaga negara beserta pejabat eselon I, jajaran gubernur, pimpinan TNI dan Polri, ketua organisasi kemasyarakatan, dan ketua umum partai politik.
Secara keseluruhan, undangan yang hadir mencapai sekitar 900 orang. Lukman mengatakan, peringatan tersebut dilatarbelakangi perlunya merevitalisasi dan mereaktualisasi nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dipandang sebagai solusi terhadap krisis multidimensi yang tengah terjadi di Indonesia.
"Melalui peringatan ini, Pancasila diharapkan tidak menjadi konsep semata, tetapi mampu menjadi landasan etika dan moral ketika kita membangun pranata politik, pemerintahan, ekonomi, penegakan hukum, politik, sosial budaya, dan berbagai aspek kehidupan lainnya," katanya.
Pada acara tersebut, lagu-lagu yang terkait dengan Pancasila juga akan diperdengarkan, seperti "Garuda Pancasila", "Indonesia Jaya", "Pancasila Rumah Kita", "Kembali ke Pancasila", dan "Bhinneka Tunggal Ika".
Peringatan yang sama juga digelar pada tahun 2010. Presiden SBY dan Megawati juga hadir. Saat itu, pertemuan keduanya menjadi momen yang diabadikan karena sebelumnya Mega tak pernah hadir dalam acara-acara kenegaraan yang digelar di gedung Dewan, termasuk tak memenuhi undangan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2009.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.