Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkan Pidato 1 Juni, Kening Mega Berkerut

Kompas.com - 31/05/2011, 13:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak seperti pejabat kebanyakan yang meminta timnya membuah naskah pidato, ternyata Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Ketua MPR RI Taufiq Kiemas menyiapkan sendiri naskah pidato yang akan disampaikan pada Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung MPR RI, Rabu (1/6/2011) mendatang.

Pada peringatan tersebut, keduanya yang menyampaikan pidatonya mengenai Pancasila. Secara bergurau, Mega mengatakan, penyusunan naskah pidato tersebut membuat kening keduanya berkerut. "Aduh, minta ampun deh. Jadi di rumah, kalau saya sudah lihat Bapak (Taufiq) membikin pidato, saya pura-pura melenggang saja. Padahal saya berpikir, apa yang yang mau diucapkan (besok)," kata Mega seraya tertawa.

Mega juga mengatakan, Taufiq juga kerap bertanya perkembangan naskah pidato yang disusunnya. "Ma, pidatonya sudah selesai belum? Ada perubahan apa enggak?" ucap Mega meniru perkataan suaminya. "Urusan saya dong," kata Mega tersenyum merespon pertanyaan suaminya.

Selain Mega dan Taufiq, sejumlah tokoh negara dijadwalkan akan memberikan pidato, seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-3 BJ Habibie. "Tujuan Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 adalah memperkokoh komitmen kebangsaan seluruh komponen bangsa melalui pemaknaan, pemahaman, pemasyarakatan, dan pelaksanaan nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saifuddin pada jumpa pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (30/5/2011) kemarin.

Turut hadir pada acara peringatan tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Boediono, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Wapres Hamzah Haz, anggota MPR RI, anggota Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, pimpinan dan anggota lembaga negara beserta pejabat eselon I, jajaran gubernur, pimpinan TNI dan Polri, ketua organisasi kemasyarakatan, dan ketua umum partai politik.

Secara keseluruhan, undangan yang hadir mencapai sekitar 900 orang. Lukman mengatakan, peringatan tersebut dilatarbelakangi perlunya merevitalisasi dan mereaktualisasi nilai-nilai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dipandang sebagai solusi terhadap krisis multidimensi yang tengah terjadi di Indonesia.

"Melalui peringatan ini, Pancasila diharapkan tidak menjadi konsep semata, tetapi mampu menjadi landasan etika dan moral ketika kita membangun pranata politik, pemerintahan, ekonomi, penegakan hukum, politik, sosial budaya, dan berbagai aspek kehidupan lainnya," katanya.

Pada acara tersebut, lagu-lagu yang terkait dengan Pancasila juga akan diperdengarkan, seperti "Garuda Pancasila", "Indonesia Jaya", "Pancasila Rumah Kita", "Kembali ke Pancasila", dan "Bhinneka Tunggal Ika".

Peringatan yang sama juga digelar pada tahun 2010. Presiden SBY dan Megawati juga hadir. Saat itu, pertemuan keduanya menjadi momen yang diabadikan karena sebelumnya Mega tak pernah hadir dalam acara-acara kenegaraan yang digelar di gedung Dewan, termasuk tak memenuhi undangan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com