Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Minta Penampung Korban NII Melapor

Kompas.com - 02/05/2011, 16:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian berharap, berbagai kelompok yang menampung korban-korban ataupun memiliki informasi terkait kasus pencucian otak yang diduga dilakukan jaringan Negara Islam Indonesia (NII) agar berkerja sama menangani kasus itu.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan, kerja sama itu diperlukan lantaran pihaknya kekurangan data untuk penyelidikan. Salah satu faktor minimnya data yang dimiliki, kata Boy, karena minimnya korban yang melapor.

"Jangan sampai punya data, tapi diam saja. Langkah-langkah penyelidikan tidak dilakukan, yang ada hanya publikasi-publikasi. Kami berharap, bagi mereka yang pegang data itu, kami mohonkan melapor karena peristiwa itu tidak semuanya diketahui oleh jajaran kepolisian," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta, Senin (2/5/2011).

Boy mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan lintas sektoral untuk mempersempit ruang gerak jaringan NII. Salah satu langkah adalah dengan pendataan warga. "Jika ada warga yang diketahui di suatu tempat di bawah suatu penguasaan orang lain, tidak pulang ke rumah, atau tidak berhubungan dengan orangtua, kami harapkan ditelusuri statusnya," ucapnya.

Boy menambahkan, pihaknya tengah menginventarisasi laporan orang hilang yang diduga menjadi korban NII. "Sampai hari ini tengah dilakukan pengecekan kembali oleh seluruh jajaran. Sekarang baru puluhan, enggak sampai 20. Laporan itu kurang memberi dukungan penyelidikan. Semakin banyak laporan masuk, akan berguna bagi penyidik untuk menelusuri aktivitas mereka," ujar Boy.

Dalam sebulan terakhir, sejumlah kasus cuci otak yang diduga dilakukan kelompok NII merebak di beberapa daerah, di antaranya Malang, Bandung, dan Jakarta. Korban yang disasar adalah mahasiswa semester awal. Mulanya, mereka diajak berdiskusi atau diminta menjadi responden sebuah penelitian. Selanjutnya, korban akan dipengaruhi dengan cara "cuci otak" dan dilakukan pembaiatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

    Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

    Nasional
    Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

    Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

    Nasional
    Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

    Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

    Nasional
    Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

    Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

    Nasional
    Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

    Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

    Nasional
    Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

    Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

    Nasional
    22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

    22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

    Nasional
    Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

    Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

    Nasional
    SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

    SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

    Nasional
    Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

    Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

    Nasional
    Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

    Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

    Nasional
    PDI-P Akui Terus Lakukan Komunikasi dengan PKB dan PKS Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Akui Terus Lakukan Komunikasi dengan PKB dan PKS Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    Ucapkan Terima Kasih ke Media Massa, Megawati: Selalu Meriah Ya...

    Ucapkan Terima Kasih ke Media Massa, Megawati: Selalu Meriah Ya...

    Nasional
    Baca Pledoi, SYL: Saya Bukan Penjahat apalagi Pemeras, tapi Pejuang

    Baca Pledoi, SYL: Saya Bukan Penjahat apalagi Pemeras, tapi Pejuang

    Nasional
    PDI-P Punya Ketua Bappilu Eksekutif dan Legislatif, Hasto: Bukan Pemisahan

    PDI-P Punya Ketua Bappilu Eksekutif dan Legislatif, Hasto: Bukan Pemisahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com