Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Ruangan Anggota Dewan yang Kecil

Kompas.com - 08/04/2011, 11:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah polemik rencana pembangunan gedung baru, menilik kamar kerja anggota DPR RI saat ini menjadi menarik. Betulkah mereka dan para staf ahlinya memang membutuhkan ruangan yang lebih besar lagi dari ruangan yang ada sekarang?

Anggota Komisi II DPR RI Basuki Tjahja Purnama atau yang akrab disapa Ahok dipercaya menempati ruangan 1322 ketika resmi menjadi anggota dewan pada 2009. Ruangan di lantai 13 Gedung Nusantara I DPR RI ini menjadi "benteng" tempatnya bekerja bersama dua staf ahli dan satu asisten pribadi (aspri) sehari-hari. Basuki memang memiliki beberapa staf ahli lain yang dibawanya untuk membantu. Namun, asisten tersebut tidak rutin berkantor di ruangan ini.

Ketika Kompas.com mengunjungi ruang kerjanya beberapa waktu lalu, tampak ruangan seluas 8 x 5 meter ini dibagi menjadi dua bagian dengan sekat gypsum yang dilapisi wallpaper. Bagian paling depan dengan luas 3 x 5 meter adalah ruang kerja untuk para staf ahli, sedangkan sisanya, 5 x 5 meter, adalah ruang kerja anggota yang mewakili daerah pemilihan Bangka Belitung ini. Kedua ruangan dibatasi oleh pintu kecil. Sekat gypsum juga memungkinkan pembicaraan di ruangan terdengar ke ruangan di sebelahnya.

Di ruang depan, terdapat dua meja berukuran sedang dan sejumlah rak atau lemari buku. Di sini para stafnya bekerja. Saking padatnya, memang jalan masuk ke ruangan Basuki menjadi sempit dan hanya bisa dilalui satu orang secara berbaris. Jika para staf ahli lainnya kebetulan datang dan perlu bekerja dari ruangan ini, maka Basuki tak segan-segan mempersilakan para stafnya untuk duduk di kursi kehormatan di dalam ruangannya.

Di ruangan Basuki terdapat satu meja besar dan kursi empuk untuknya. Di hadapan meja, ada dua pasang sofa berwarna coklat tua yang biasa dia pakai untuk menerima konstituen atau jaringan pendukungnya untuk membicarakan masalah daerah pemilihan (dapil) atau bahkan sekadar mendengarkan aspirasi mereka. Di sisi lain yang sejajar dengan pintu, ada meja kecil dengan monitor dan PC di atasnya.

Politisi Golkar ini memang mengakui bahwa ruangan 3 x 5 meter untuk para stafnya tergolong kecil. Bahkan, dia berpikir untuk merombak ruangannya dengan mengurangi luas ruangan pribadinya dan menambah luas ruangan depan. Dengan demikian, para stafnya bisa lebih lega bekerja di ruangan yang sedikit lebih luas.

"Kalau di depan, berempat aja memang sudah desak-desakan. Tapi Pak Basuki sendiri sebenarnya sudah bilang mendingan ruangannya saja yang diperkecil daripada ruangan staf yang kecil sekali," kata salah satu staf ahli Basuki, Dwi Putra Nugraha, kepada Kompas.com.

Ruang Nasir Jamil

Ruangan staf yang kecil juga diakui oleh anggota Komisi III DPR RI Nasir Jamil yang menggunakan ruang 423 di lantai 4 Gedung Nusantara I DPR. Menurut Nasir, ruangan para staf tergolong sempit sehingga membatasi ruang gerak mereka dalam bekerja. Padahal, staf terus bekerja di dalam ruangan tersebut.

"Bisalah dikaji lagi. Anggota dewan boleh kecil. Tapi, ruang staf dan tenaga ahli harus besar sehingga mereka bisa bekerja. Kita keluar-keluar, tapi mereka bekerja di situ," katanya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

    Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

    Nasional
    ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

    ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

    Nasional
    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Nasional
    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Nasional
    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

    Nasional
    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

    Nasional
    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

    Nasional
    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Nasional
    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Nasional
    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nasional
    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Nasional
    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    Nasional
    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Nasional
    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com