Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Harus Jawab Tudingan Baasyir

Kompas.com - 09/08/2010, 15:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III asal Fraksi PKS, Nasir Djamil mengatakan, pihak Kepolisian RI (Polri) harus menjawab tudingan Abu Bakar Baasyir, pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Jawa Tengah. Baasyir, yang ditangkap Senin (9/8/2010) pagi, karena dugaan terlibat terorisme di Aceh, sempat melontarkan bahwa penangkapan dirinya merupakan pesanan Amerika Serikat. Pernyataan itu diutarakan Baasyir saat tiba di Mabes Polri, siang ini.

"Saya kaget juga ketika Pak Baasyir ditangkap lagi. Beliau kan bilang ini (penangkapan) pesanan AS. Maka, sudah saatnya kalau memang polisi punya data intelijen akurat, silahkan disampaikan secara clear ke publik. Agar tidak menjadi tanda tanya," kata Nasir yang berasal dari Aceh, kepada Kompas.com.

Hal itu, ditegaskannya, penting untuk diketahui publik dan membuktikan bahwa penangkapan yang dilakukan polisi benar-benar berdasarkan data yang akurat. "Dan membuktikan ini semua bukan rekayasa," ujarnya.

Nasir menilai, saat ini masyarakat sudah sampai pada titik apatisme terhadap tindakan pemberantasan terorisme. Tindakan penangkapan dan penggerebekan kepolisian tak lagi dianggap sebagai sebuah upaya efektif dalam rangka pemberantasan. "Masyarakat jadi bertanya-tanya, benar apa enggak Pak Ba'asyir terlibat? Sampaikan saja dengan jelas, jaringan-jaringannya. Agar polisi tidak menjadi corong Amerika dalam pemberantasan terorisme. Polisi harus membuktikan apa yang mereka lakukan benar," ujar dia.

Mengenai tudingan Baasyir, Nasir sendiri berpandangan, tak bisa dinafikan bahwa ada dugaan polisi menjalankan agenda AS dalam hal pemberantasan terorisme. "Bagian dari skenario barat untuk menjelekkan Indonesia, karena di sini mayoritas umat Islam. Akan sangat tidak sehat kalau polisi tidak menjelaskan secara rinci. Apalagi penangkapan ini tanpa pendahuluan sebelumnya. Jangan-jangan memang betul ada kekhawatiran Amerika terhadap Pak Ba'asyir dan meminta Polri menangkapnya," kata Nasir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

    RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

    Nasional
    ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

    ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

    Nasional
    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Nasional
    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Nasional
    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

    Nasional
    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

    Nasional
    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

    Nasional
    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Nasional
    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Nasional
    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nasional
    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Nasional
    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    Nasional
    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Nasional
    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com