JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III asal Fraksi PKS, Nasir Djamil mengatakan, pihak Kepolisian RI (Polri) harus menjawab tudingan Abu Bakar Baasyir, pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Jawa Tengah. Baasyir, yang ditangkap Senin (9/8/2010) pagi, karena dugaan terlibat terorisme di Aceh, sempat melontarkan bahwa penangkapan dirinya merupakan pesanan Amerika Serikat. Pernyataan itu diutarakan Baasyir saat tiba di Mabes Polri, siang ini.
"Saya kaget juga ketika Pak Baasyir ditangkap lagi. Beliau kan bilang ini (penangkapan) pesanan AS. Maka, sudah saatnya kalau memang polisi punya data intelijen akurat, silahkan disampaikan secara clear ke publik. Agar tidak menjadi tanda tanya," kata Nasir yang berasal dari Aceh, kepada Kompas.com.
Hal itu, ditegaskannya, penting untuk diketahui publik dan membuktikan bahwa penangkapan yang dilakukan polisi benar-benar berdasarkan data yang akurat. "Dan membuktikan ini semua bukan rekayasa," ujarnya.
Nasir menilai, saat ini masyarakat sudah sampai pada titik apatisme terhadap tindakan pemberantasan terorisme. Tindakan penangkapan dan penggerebekan kepolisian tak lagi dianggap sebagai sebuah upaya efektif dalam rangka pemberantasan. "Masyarakat jadi bertanya-tanya, benar apa enggak Pak Ba'asyir terlibat? Sampaikan saja dengan jelas, jaringan-jaringannya. Agar polisi tidak menjadi corong Amerika dalam pemberantasan terorisme. Polisi harus membuktikan apa yang mereka lakukan benar," ujar dia.
Mengenai tudingan Baasyir, Nasir sendiri berpandangan, tak bisa dinafikan bahwa ada dugaan polisi menjalankan agenda AS dalam hal pemberantasan terorisme. "Bagian dari skenario barat untuk menjelekkan Indonesia, karena di sini mayoritas umat Islam. Akan sangat tidak sehat kalau polisi tidak menjelaskan secara rinci. Apalagi penangkapan ini tanpa pendahuluan sebelumnya. Jangan-jangan memang betul ada kekhawatiran Amerika terhadap Pak Ba'asyir dan meminta Polri menangkapnya," kata Nasir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.