Mahasiswa bahkan bisa memblokade pintu gerbang markas Paspampres dengan barisan mahasiswa agar iring- iringan bus bisa lewat menuju Istana dan parkir di depan gardu Paspampres di sisi depan sebelah barat Istana Merdeka.
Kedatangan mahasiswa mengejutkan aparat militer yang menjaga kawasan itu. Puluhan polisi militer bersenjatakan M-16 berwarna perak dari dalam Istana langsung berlarian ke arah pagar dalam dan membuat barikade. Ratusan aparat keamanan lainnya berlarian juga dari Markas Besar TNI AD. Mahasiswa segera mundur selangkah dari depan pagar dan membuat pagar betis manusia. Sejak itulah salah satu ruas Jalan Medan Merdeka Utara ditutup untuk lalu lintas umum sampai hari ini.
Periode Presiden Abdurrahman Wahid tampaknya memorak-porandakan ruang ”tertutup” pada era Soeharto dan BJ Habibie menjadi ruang yang benar-benar terbuka. Tak hanya ramainya kembali aksi unjuk rasa yang bermunculan di halaman depan rumah dinas Presiden, tetapi juga membuat halaman depan dan dalam Istana seperti taman Istana dan bermain. Sejumlah kalangan pejabat sampai santri yang bersepatu sampai bersandal jepit leluasa dan bebas masuk ke Istana.
Penerusnya, Presiden Megawati Soekarnoputri, lalu menjadikan kembali halaman dalam Istana sebagai ruang ”tertutup”. Namun, halaman depan Istana tetap dijadikan ruang ”terbuka” sehingga rangkaian aksi demo yang disertai pembakaran foto Presiden Megawati tetap berlangsung.
Bagaimana dengan masa SBY? Simak kelanjutannya di laman KOMPAS CETAK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.