Irman juga mengkritik sejumlah pernyataan SBY yang beberapa kali mengajak rakyat untuk menyelesaikan permasalahan bangsa. Menurut dia, pemerintahan yang baik bukanlah pemerintahan yang lepas tangan. ”Ia tidak bisa memahami konsepsi pemerintahan yang baik dalam kerangka relasi rakyat dan negara. Ia mau membagi tanggung jawabnya bersama-sama dengan rakyat,” ujarnya.
Irman mengharapkan para capres berbicara hal-hal yang lebih konkret pada debat capres putaran dua. ”Ini bukan acara cerdas cermat atau forum akademis. Perdebatan ini dimaksudkan untuk membantu rakyat mencari calon pemimpin mereka yang memiliki ide yang orisinil. Ini penting supaya pada 8 Juli nanti demokrasi yang terjadi bukan demokrasi pencitraan, tetapi demokrasi yang lebih substantif,” ujarnya.
CEO FoxIndonesia Choel Mallarangeng yang menjadi konsultan politik SBY-Boediono mengemukakan, SBY siap dengan segala kemungkinan, termasuk serangan-serangan tajam dalam debat. Namun, karena serangan tidak ada, SBY menyesuaikan
”Acaranya bagus, pertanyaan bagus, tetapi para capres memilih menahan diri dan menjaga kenegarawanan masing-masing. Mungkin ini karena pertama. Lagi pula, masing-masing sudah bisa saling mengukur diri dan lawan,” ujar Choel di Pekanbaru, Riau, Jumat.
Choel, yang bersama Ketua Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono Hatta Rajasa mendampingi SBY dalam debat itu, memahami kekecewaan publik karena tidak menyaksikan perdebatan sengit seperti kerap terjadi pada saat capres berkampanye.