Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim SBY-Boediono Keberatan Monolog Butet

Kompas.com - 11/06/2009, 23:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Kampanye pasangan calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan calon Wakil Presiden Boediono (SBY-Boediono) keberatan dengan penampilan tim kesenian pasangan capres dan cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Soebianto (Mega-Pro), yang mempersembahkan tarian-tarian diselingi monolog Butet Kertarejasa dalam Deklarasi Pemilu Damai, Rabu (10/6) malam lalu.

Keberatan Tim SBY-Boediono, di antaranya karena undangan yang disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Deklarasi Pemilu Damai, adalah untuk menampilkan tim kesenian berikut dengan orasi capres dan cawapres masing-masing. Namun, kenyataannya tim kesenian pasangan Mega-Pro justru menampilkan orasi tambahan di luar capres dan cawapres dengan waktu yang dinilai lebih panjang.

Menurut Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng, yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, saat ditanya pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (11/6), penampilan Butet Kertaredjasa dinilai sebagai orasi tambahan capres dan cawapres yang mencerminkan kekurangyakinan capres dan cawapres menyampaikan pidatonya.        

"Tampaknya, ada yang kurang PD berorasi berdua saja. Karena memang yang diundang berorasi adalah capres dan cawapres. Akan tetapi, rupayanya ada yang membutuhkan orang ketiga untuk berorasi di situ. Mungkin kurang PD kalau hanya berorasi berdua saja," komentar Andi.

Menurut Andi, Tim SBY-Boediono menampilkan kesenian sebagaimana diminta KPU. "Kalau kami, semalam, diminta menampilkan kesenian. Kami membawa tim kesenian yang baik, untuk menghibur para hadirin dan penonton juga. Dan, yang berorasi hanya capres dan cawapres saja sesuai dengan permintaan KPU. Katanya, kampanye damai. Tidak saling menyerang, karena itu kampanye damai, santun, dan berbudaya dalam berkompetisi," tambah Andi.

Ditanya apakah itu artinya yang dibawakan Butet bukan kesenian, Andi menjawab bahwa monolog itu lebih bersifat orasi. Bahkan, meski yang membawakan monolog seorang seniman, Andi tetap menganggap sebagai bentuk orasi. "Yang saya lihat semalam adalah orasi dan orang ketiga untuk berorasi yang dibawa oleh capres tertentu," ujarnya.  

 

Andi sendiri tidak menjawab bahwa Tim SBY-Boediono memprotes atas munculnya Butet yang dianggap Tim SBY-Boediono kecolongan. "Itu tanya KPU," katanya.  

Tak perlu tersinggung

Sementara, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional JK-Win Yuddy Chrisnandy mendukung kreasi seni monolog yang dibawakan Butet dalam acara Deklarasi Pemilu Damai.

"Saya melihat itu masih dalam batas wajar. Itu, bagian dari ekspresi seni monolog yang mengandung pesan-pesan moral seperti melakukan pilpres dengan jujur dan adil, tanpa kecurangan dan sebagainya," kata Yuddy.

Menurut Yuddy, justru kehadiran Butet mengingatkan kepada masing-masing capres dan cawapres untuk mengikuti dan menjalankan pilpres dengan sebaik-baiknya. Jadi, itu tidak hanya ditujukan kepada capres dan cawapres tertentu saja. Apa yang dibawakan oleh Butet juga sebuah kritik sosial dan pesan yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara pilpres dan para capres sertya cawapres, tambah Yuddy.

Tentang keberatan Tim SBY-Boediono atas kehadiran Butet Kertaredjasa, Yuddy justru menyayangkan. Sebenarnya, tidak perlu tersinggung apalagi ada upaya untuk menghentikan kreasi seni yang sarat dengan kritik sosial seperti itu. Anggaplah itu sebuah ekspresi berkesenian seorang Butet yang selama ini memang sudah dikenal membawakan pe san-pesan moral. "Tujuannya, kan supaya masyarakat, KPU dan capres cawapres ikut terlibat dalam pesta lima tahunan itu," jelas Yuddy.

Ditanya apakah monolog yang disampaikan Butet merupakan sebuah orasi tambahan, Yuddy juga membantah. "Bukan. Itu seni monolog, dan bukan untuk menyerang siapapun," lanjut Yuddy lagi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com