Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Terbuka Dimulai

Kompas.com - 16/03/2009, 05:04 WIB

Secara terpisah, pengajar Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman, dan ahli hukum tata negara dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Isharyanto, Minggu, menuturkan, pemilu dan kampanye terbuka hendaknya menjadi momentum bagi rakyat untuk melihat seperti apa janji politik dan kontrak politik caleg dan pejabat pemerintahan. Kontrak politik dari politisi harus dikawal ketat oleh publik agar tidak terjadi pengkhianatan mandat.

Oleh karena itu, para elite politik saat berkampanye hendaknya mengedepankan etika fungsional dengan cara bersimpati terhadap kondisi masyarakat dan bukan berlindung di balik gemerlapan partai politik.

Menurut Isharyanto, dalam berkampanye, caleg hendaknya menjadikan masyarakat sebagai cermin dan menghindari agar kampanye jangan sampai menjadi titik frustrasi antara caleg dan masyarakat.

”Saat ini jumlah caleg mencapai ribuan. Selama ini masyarakat hanya bisa melihat foto yang tidak mencerminkan karakter caleg yang sesungguhnya. Karena itu, para caleg, jangan hanya berlindung dibalik partai, tetapi harus turun langsung dan berhadapan dengan masyarakat, bekerja keras untuk meraih kepercayaan publik,” ujarnya.

Isharyanto berpendapat, pemilu merupakan taruhan karena pemilu bisa menjadi manifes, tetapi juga bisa menjadi titik laten. Pemilu 2009 akan menjadi manifes apabila nanti berjalan spektakuler dan menimbulkan harapan positif bagi masa depan bangsa. Namun, di sisi lain, Pemilu 2009 akan menjadi titik laten apabila di balik kampanye dan ritual pemilu terselip transaksi politik, penyalahgunaan kekuasaan, dan korupsi.

”Jadi bahayanya, jika nanti tindakan-tindakan saat ini di kemudian merugikan demokrasi,” ujarnya.

Airlangga menilai, pemberdayaan terhadap pemilih sangat penting agar masyarakat memiliki kesadaran bahwa suaranya menentukan ke mana arah bangsa nanti. ”Yang penting adalah persoalan memberdayakan dan mendorong kesadaran para pemilih bahwa baik buruknya pemerintahan ke depan sangat dipengaruhi oleh suara mereka,” ujarnya.

Pemantauan terhadap kontrak politik politisi penting dilakukan, terutama terhadap janji caleg terhadap konstituen. Hal ini penting karena pengalaman selama ini, setelah pemilu usai, janji para politisi pun tinggal janji. Kontrak politik malah dikhianati sendiri oleh para politisi.

”Oleh karena itu, calon politisi ketika membangun deal dan janji politik harus konkret dan jangka waktunya harus terukur,” ujarnya lagi.

Dari Maluku, pemuka agama dan aktivis perdamaian mengimbau agar masyarakat mempertahankan kondisi keamanan yang stabil. Masyarakat harus kritis terhadap materi orasi dari caleg dan juru kampanye parpol agar tidak terbawa dalam tema kampanye gelap. Politisi juga harus menghindari kampanye yang saling menjatuhkan lawan.

Abidin Wakano, aktivis perdamaian pada Lembaga Antar Iman Maluku, Sabtu, menilai, selama kampanye terbuka peserta pemilu akan menggunakan simbol identitas untuk penokohan dan penguatan dukungan. Penggunaan simbol primordial tak bisa dihindari di tengah pemilih tradisional. Namun, jangan sampai hal ini membuka konflik di masyarakat. (son/ang/nar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com