Laporan wartawan Kompas Suhartono dari Washington DC
WASHINGTON, KAMIS — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik fatwa larangan golput atau tidak menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2009 yang baru-baru ini dikeluarkan melalui sidang Ijtima Fatwa Majelis Ulama Indonesia di Padang Panjang.
Menurut Wapres, jika fatwa itu haram, artinya yang melanggar akan berdosa. Padahal orang berdosa akan masuk neraka. Jadi golput akan mengantar seseorang masuk neraka?
Kritik itu dilontarkan Wapres Kalla saat bertemu dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di AS dalam acara silaturahim di Wisma Duta, Washington, AS, Rabu malam waktu setempat atau Kamis pagi (5/2) waktu Indonesia.
"Fatwa MUI haram itu harus hati-hati. Saya tanya MUI, kok haram (golput)? Haram itu kan dosa. Dosa itu masuk neraka, jadi kalau golput itu masuk neraka?" tanya Wapres Kalla.
Menurut Wapres, fatwa itu sebenarnya acuan untuk masyarakat. "Akan tetapi orang umum mengetahuinya sudah seperti kewajiban bahwa itu (golput) haram. Padahal faktanya, fatwa itu hanya acuan," tambahnya.
Wapres menceritakan bahwa dirinya sudah menghubungi Wakil Ketua MUI, Din Syamsuddin. "Jadi Pak Din tidak setuju meski orang MUI. Saya telepon bapak kan?" tanya Wapres Kalla kepada Din yang hadir dalam acara pertemuan tersebut. "Bapak tidak terlalu setuju. Ya sudahlah," ujar Kalla.
Wapres juga bertanya kepada Utusan Khusus Presiden untuk Negara-negara di Timur Tengah, Alwi Shihab, yang juga berada di sana. Namun, jawaban Alwi tidak jelas di tengah forum itu.
Sebelumnya, sidang fatwa MUI mengeluarkan fatwa kontroversial tentang larangan golput dalam Pemilu 2009 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.