Salin Artikel

Bergerak Selamatkan Demokrasi

Sebelumnya, ketika Presiden Jokowi menyatakan akan cawe-cawe dalam pemilihan presiden, kekhawatiran akan dampak buruknya terhadap proses berdemokrasi yang sehat dan adil telah disuarakan. Kini cawe-cawe presiden itu tidak saja di belakang meja, tapi juga ikut turun ke lapangan.

Pada beberapa hari mendatang, seiring langkah Presiden Jokowi yang terang-terangan ikut turun untuk pemenangan calon presiden tertentu, bisa jadi akan mendorong pula keterlibatan aparatur negara, sipil maupun militer untuk menunjukkan dukungan secara terbuka.

Sebab, beberapa waktu lalu, ketika Presiden menyatakan akan cawe-cawe dalam pilpres, muncul banyak dukungan dari aparatur negara di berbagai wilayah dan instansi pemerintah, pusat maupun daerah, terhadap calon presiden tertentu.

Pemilihan umum, yang seharusnya menjadi momentum unjuk kemerdekaan dan kedaulatan rakyat dalam memilih, seakan dibajak dengan keterlibatan aparatur negara sebagai imbas dari cawe-cawe presiden sebagai kepala pemerintah.

Netralitas sering disebut-sebut dalam sosialisasi pemilu tahun 2024. Namun fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya.

Ketika Presiden Jokowi sebagai kepala negara secara kasat mata menunjukkan keberpihakan, pada saat yang sama publik melihat ada kekuatan negara yang bergerak secara masif dan terstruktur untuk memenangkan calon presiden tertentu.

Keadaan demikian selain mengancam demokrasi, juga mengganggu kebebasan rakyat dalam menentukan pilihan politiknya.

Disebut mengganggu kebebasan karena rakyat berada dalam bayang-bayang siasat penguasa yang tengah berusaha mewariskan kekuasaan pada anaknya.

Pertanyaannya adalah, apakah situasi pembajakan demokrasi dalam pemilu 2024 ini akan terus dibiarkan begitu saja? Cawe-cawe Presiden Jokowi jelas mengancam keberlangsungan demokrasi.

Demokrasi Indonesia sungguh-sungguh terancam keberlangsungannya, demikian Sukidi, karena berbagai institusi negara yang dieksploitasi secara brutal untuk kepentingan politik partisan (Kompas, 4/1/2024).

Bila situasi yang membahayakan demokrasi ini terus menerus dimaklumi dan dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan cawe-cawe kekuasaan akan meluas pada wilayah lain setelah pemilu dimenangkan.

Pemerintahan Indonesia hasil cawe-cawe dapat dipastikan akan menjalankan pemerintahan tanpa mempertimbangkan kedaulatan rakyat.

Oleh sebab itu, upaya penyelamatan demokrasi mesti harus segera dilakukan. Bila penyelamatan demokrasi tidak segera dilakukan, kian hari negara akan terus berjalan bergerak untuk melayani kepentingan perseorangan, alih-alih kepentingan publik.

Demokrasi kerakyatan yang diperjuangkan selama dua dekade ini bisa saja berubah menjadi demokrasi cawe-cawe. Hal itu akan menjadi catatan buruk lagi bagi perjalan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

https://nasional.kompas.com/read/2024/02/02/13130481/bergerak-selamatkan-demokrasi

Terkini Lainnya

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke