Salin Artikel

Orang Stunting Disebut Berpenghasilan Lebih Rendah 20 Persen dari Orang Normal

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiomal (BKKBN) dr Hasto Wardoyo mengatakan, orang stunting memiliki penghasilan yang lebih rendah 20 persen ketimbang orang normal.

"Indikatornya adalah stunting. Human capital index proporsi terbesarnya stunting. Ya memang ada human development index, tapi human capital index lebuh presisi untuk menduga, sehingga kelompok stunting berpenghasilan lebih rendah 20 persen dari yang tidak," jelas dr Hasto melalui keterangan persnya, Jumat (20/10/2023).

Hal tersebut disampaikan dr Hasto saat peluncuran Sistem Informasi Peringatan Dini dan Informasi Peringatan Dini Pengendalian Penduduk (Siperindu) di Auditorium Kantor BKKBN, Kamis (19/10/2023).

dr Hasto mengatakan, menurut kajian yang ada, jika daerah sudah mencapai bonus demografi, akselerasi pendapatan per kapitanya akan ikut naik.

"Kajian ini serious problem dan menarik sekali. Jadi kita harus equal equity, itu dari sisi kuantitas dan kita sudah menemukan masalahnya," katanya.

Saat ini, sebut dia, kependudukan berkaitan erat dengan kualitas penduduk dan isu-isu keseimbangan antara kualitas dan kuantitas.

“Kualitas itu ada stunting, kualitas yg sangat sarat dengan kuantitas secara individu. Kalau tadi kuantitas secara populasi, stunting dari tinggi badannya, berat badan. Ini kualitas yg sangat dekat dengan kuantitas secara individu," tuturnya.

Menurutnya, aging population yang meningkat berkaitan erat dengan munculnya fenomena sandwich generation. Bahkan, fenomena ini diprediksi akan menguat pada 2035.

Menurut data dari United Nations Economic and Social Commission for Asia Pacific (UN ESCAP) 2023, aging population di Indonesia pada 2022 adalah sebesar 277.534 jiwa. Kondisi ini, sebut dr Hasto, membuat indeks pembangunan manusia (IPM) tergeser, sehingga tingkat ekonomi menurun.

"Kalau generasi sekarang lincah gerak dan tinggi badannya, maka akan menjadi generasi yang hebat pada masa depan," jelas dr Hasto.

Sebagai informasi, pada acara itu, diadakan pula penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BKKBN dengan Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGMI). Kerja sama penurunan stunting ini menyasar para remaja di sekolah.

dr Hasto menjelaskan, remaja menjadi populasi strategis untuk sasaran. Sebab, usia ini dianggap penting untuk proses edukasi mengenai stunting.

"Kalau kita mau merubah kualitas-kuantitas itu, siapa yang akan hamil, siapa yang akan nikah, siapa yang akan jadi pasangan hidup baru, ya remaja yang berada di bangku sekolah," papar dr Hasto.

"Kaum muda yang di bangku kuliah sudah telat, sudah banyak yang menikah dan banyak juga yang tidak kuliah. Namun, kalau di SMA SMP ini semua tertangkap," imbuhnya.

Terlebih, lanjut dia, Indonesia memiliki cukup banyak penduduk berusia 16-30 tahun, sehingga sosialisasi atau edukasi mengenai stunting lebih baik diberikan kepada mereka di rentang usia ini.

"Pada 2022, ada sekitar 65,82 juta jiwa atau hampir seperempat penduduk Indonesia (24,00 persen) penduduk berusia 16-30 tahun atau biasa disebut pemuda," ujarnya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/10/20/10342371/orang-stunting-disebut-berpenghasilan-lebih-rendah-20-persen-dari-orang

Terkini Lainnya

Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke