Salin Artikel

Ditanya soal Isu "Reshuffle", Jokowi: Dengar dari Mana?

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggeleng ketika ditanya terkait isu reshuffle Menteri Kabinet Indonesia Maju pada pekan ini.

Adapun Jokowi ditanya wartawan soal isu reshuffle tersebut setelah acara Istana Berbatik yang digelar di kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Minggu (1/10/2023) malam.

"Dengar dari mana?" kata Jokowi setelah menggeleng.

Saat dikonfirmasi mengenai persoalan tersebut, alis Jokowi juga sempat naik.

Adapun sebelum pertanyaan reshuffle ini dilontarkan, Jokowi tampak semringah menjelaskan acara Istana Berbatik.

Dalam gelaran itu, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju tampak hadir dan menjadi model dengan berjalan di catwalk menggunakan batik.

Di antaranya yang turut serta adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

Mereka berjalan di atas lintasan catwalk di depan Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, para petinggi negara, dan tamu negara.

Isu reshuffle ini mencuat kembali setelah dua Menteri Kabinet Indonesia Maju yang namanya terseret dalam pusaran kasus korupsi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, misalnya, rumah dinasnya digeledah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama 20 jam, pada Kamis (28/9/2023) hingga Jumat (29/9/2023).

KPK kemudian menemukan uang senilai puluhan miliar dalam pecahan asing dan rupiah serta 12 pucuk senjata api di lokasi penggeledahan tersebut.

Adapun penggeledahan tersebut terkait dugaan korupsi pemaksaan dalam jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian.

Selain Syahrul Yasin Limpo, nama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo juga tengah menjadi sorotan.

Namanya muncul dalam sidang kasus dugaan korupsi proyek penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat.

Dalam sidang itu, Komisaris PT Solitech Media Sinergy Irwan Hermawan mengaku memberikan aliran dana sebesar Rp 27 miliar kepada seseorang bernama Dito Ariotedjo untuk pengamanan kasus korupsi BTS 4G.

Dito merupakan pihak terakhir yang diberikan uang puluhan miliar rupiah dalam rangka pengamanan kasus tersebut.

Irwan mengatakan, ia juga pernah memberikan Rp 15 miliar kepada Edward Hutahaean dan seseorang bernama Wawan sebanyak dua kali pemberian sebesar Rp 30 miliar.

Adapun Dito menyatakan menghormati Kejaksaan Agung (Kejagung) yang tengah mengusut dugaan aliran dana Rp 27 miliar dalam kasus dugaan korupsi proyek penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G itu.

"Semua proses formil kita pasti hormati. Kan saya juga udah diperiksa pada Juli sudah klarifikasi dan memberikan keterangan," kata Dito saat ditemui awak media usai mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (1/10/2023).

Dito menyatakan, selama ini dirinya bersikap kooperatif mengikuti proses hukum tersebut. Dia mengeklaim selalu hadir ketika dipanggil tim penyidik.

Pun ketika ditanya apakah ia akan hadir jika dipanggil sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi BTS 4G di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Dito menyatakan akan kooperatif.

Menurutnya, ia telah menyampaikan keterangan terkait kasus BTS 4G itu dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Kejaksaan Agung.

"Semua yang formil kita hormati," tutur Dito.

"Itu sama kayak di BAP, semua sudah saya klarifikasi dan sudah diberikan keterangan yang saya ketahui semuanya diproses resmi," katanya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/10/01/22060851/ditanya-soal-isu-reshuffle-jokowi-dengar-dari-mana

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke