Hal ini dia ungkapkan setelah melakukan kunjungan kerja untuk menemui anak-anak tersebut di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.
"Jajaran Kementerian PPPA turut prihatin melihat adanya fenomena self harm di Indonesia, terutama korban masih berusia anak," kata Bintang Puspayoga dalam siaran pers, Senin (20/3/2023).
Bintang mengatakan, ada 49 korban self harm di salah satu sekolah. Semua korban merupakan anak perempuan.
Hal ini diketahui setelah pihak sekolah melakukan inspeksi dadakan pada Desember 2022 dan Februari 2023.
"40 anak melakukan satu kali sayatan, sedangkan sembilan lainnya melakukannya secara berulang," ucap Bintang.
Ia menyampaikan, 40 anak yang melakukan satu kali sayatan telah ditangani dan mengikuti konseling dengan pihak sekolah.
Dalam kasus ini, kata Bintang, memang perlu pendampingan psikologi sesuai dengan kebutuhan korban.
Sementara itu, bagi korban yang melakukan sayatan lebih dari satu kali atau berulang, kasusnya ditangani oleh UPTD PPA Kabupaten Karangasem.
Ia menuturkan, Kementerian PPPA akan terus memantau kasus ini. Sebab, anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang perlu dijaga dan dipenuhi hak-hak dasarnya, terutama hak atas kelangsungan hidup dan hak atas perlindungan.
"Kementerian PPPA berkomitmen memantau kasus ini dan akan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Karangasem terkait upaya penanganan, perawatan, dan perlindungan korban,” ujar dia.
Berdasarkan informasi yang ia dapatkan, enam anak sudah mendapatkan konseling secara intensif.
Satu di antaranya dijadwalkan menemui psikiater dikarenakan mengalami kondisi yang parah dan kerap melakukan penyebaran konten self harm.
Sementara itu, tiga anak lainnya telah mendapatkan konseling dari psikolog klinis Kementerian PPPA.
Menurut Bintang, para korban yang ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui UPTD PPA berasal dari keluarga yang tidak utuh dan kerap mengalami permasalahan keluarga.
"Satu hal yang membuat kami miris, anak-anak korban melakukan hal tersebut karena mengikuti tren di media sosial. Inilah pentingnya peran kita dalam mengawasi penggunaan sosial media anak-anak agar konten yang mereka dapatkan merupakan informasi yang layak anak," ujar Bintang.
https://nasional.kompas.com/read/2023/03/20/10371891/49-anak-sekolah-lakukan-self-harm-menteri-pppa-miris-mereka-ikuti-tren-media
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan