Salin Artikel

Jebloknya "Testing" Covid-19, antara Dugaan dan Dalih...

Kasus harian Covid-19 mulai turun pada Minggu (18/7/2021). Namun, turunnya jumlah kasus diiringi angka testing yang mengalami pengurangan.

Padahal, pada pekan lalu sejak Rabu (14/7/2021) hingga Sabtu (17/7/2021), penambahan kasus harian Covid-19 selalu melewati 50.000. Jumlah testing pada hari-hari itu juga tak kurang dari 240.000 spesimen.

Sejak Minggu hingga Rabu (21/7/2021), kasus tak lagi melewati 50.000, tapi jumlah testing jauh lebih berkurang dari pekan sebelumnya.  

Kurang masifnya pelaksanaan testing Covid-19 ini menjadi sorotan beberapa ahli epidemiologi. Mereka mengingatkan pelaksanaan 3T yaitu testing, pelacakan kontak (tracing), dan perawatan (treatment) sangat penting dalam penanganan pandemi Covid-19.

Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono mempertanyakan jebloknya jumlah testing dalam beberapa hari terakhir ini erat kaitannya dengan rencana pemerintah yang akan melonggarkan PPKM Level 4 pada 26 Juli mendatang.

"Enggak boleh menurun (jumlah testing) disengaja atau tidak, ada manuver enggak? Supaya tanggal 26 Juli (PPKM) bisa dilonggarkan?" kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/7/2021).

Pandu menuturkan, Presiden Joko Widodo mestinya mempertanyakan mengapa jumlah testing Covid-19 menurun dalam beberapa hari terakhir.

Sebab, kata dia, data itu akan dijadikan acuan untuk mengambil kebijakan dalam penanganan pandemi.

"Kalau itu diambil untuk keputusan, jadi tidak akurat kan," ujarnya.

Dibantah Kemenkes

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah anggapan bahwa penurunan jumlah testing yang berdampak pada turunnya kasus Covid-19 demi pelonggaran PPKM Level 4.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi berdalih, penurunan jumlah tes Covid-19 terjadi akibat banyak petugas yang terpapar Covid-19 dan belum optimalnya proses tracing di daerah.

"Tidak benar seperti itu, mengapa kok ada dugaan seperti itu? SDM/petugas testing banyak yang positif sehingga pemeriksaan tidak bisa dalam satu hari dilaporkan," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Kamis.

"Kedua, kasus Covid-19 turun di beberapa daerah dan kegiatan tracing yang belum optimal," ujar dia.

Selain itu, ia juga mengatakan, masih banyak pasien Covid-19 yang belum terdeteksi, terutama pasien yang tanpa gejala. Sehingga, proses testing dan pelacakan (tracing) di daerah tidak memenuhi target.

"Bisa saja kan kalau OTG tidak datang ke faskes dan target testing belum terpenuhi oleh kabupaten/kota," ucapnya.

Kasus turun 40 persen

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui angka kasus positif menurun dalam satu pekan terakhir yang diikuti dengan turunnya jumlah testing.

"Jika dilihat pada tujuh hari ke belakang, secara nasional, kasus positif mengalami penurunan sebesar 40 persen," kata Wiku, Kamis.

Wiku menuturkan, berkurangnya jumlah testing disebabkan meluasnya virus corona varian Delta dalam sebulan terakhir.

Menurut Wiku, karakteristik varian Delta yang mudah menular memberikan tekanan yang cukup besar pada fasilitas penyedia layanan kesehatan serta laboratorium.

"Sehingga, menimbulkan potensi keterlambatan pencatatan," kata Wiku.

Wiku mengatakan, jumlah pemeriksaan testing menurun dratis, yaitu pada Kamis 15 Juli mencapai 249.059 sampel. Kemudian, pada Jumat 16 Juli tercatat 258.532 sampel.

Pada Sabtu 17 Juli, jumlah pemeriksaan spesimen turun menjadi 251.392 sampel dan 192.918 sampel pada Minggu 18 Juli.

Data pemeriksaan spesimen makin turun pada Senin 19 Juli, yakni 160.686 sampel. Selanjutnya, 179.275 sampel pada Selasa 20 Juli dan 153.330 sampel pada Rabu 21 Juli.

Wiku mengatakan, peningkatan testing perlu menjadi perhatian pemerintah.

Ia mengingatkan, semakin tinggi testing maka makin banyak kasus Covid-19 yang dapat terdeteksi dan ditangani sejak dini.

Adapun pada Kamis (22/7/2021) kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 49.509 kasus dalam sehari. Angka ini mengalami peningkatan dari kasus harian sebelumnya sebanyak 33.772 kasus.

Sementara itu, jumlah testing yang dilakukan kembali meningkat, yakni sebanyak 294.470 spesimen.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/23/08290311/jebloknya-testing-covid-19-antara-dugaan-dan-dalih

Terkini Lainnya

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" hingga Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke