"Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah menjaga jangan sampai terinfeksi. Menjaga jangan sampai tertular penyakit ini," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Minggu (24/5/2020).
Hingga saat ini, lanjutnya, para ahli di seluruh dunia masih bekerja keras untuk betul-betul bisa memahami tentang Covid-19.
Tujuannya agar bisa menemukan obat yang terpilih dan vaksin yang bisa digunakan untuk memunculkan kekebalan terhadap penyakit tersebut.
Oleh karenanya, pencegahan penularan menjadi sangat penting.
Salah satu upaya pencegahan yakni dengan memahami benar bagaimana cara penularan Covid-19.
"Lalu siapa yang bisa menularkan dan bagaimana caranya menularkan, ini yang paling harus kita pahami. Sehingga nantinya kita bisa menerapkan upaya new normal untuk memutus pencegahan Covid-19," tegas Yuri.
Upaya new normal yang dimaksud antara lain dengan mencuci tangan memakai sabun dan air yang mengalir, memakai masker jika berada di luar rumah, menjaga jarak dalam komunikasi sosial, tidak berkerumun dan membuat kerumuman di tempat umum dan sebagainya.
Sebelumnya, Yuri mengatakan ada penambahan 526 kasus baru Covid-19, sehingga secara akumulatif ada 22.271 kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga 24 Mei 2020.
Berdasarkan data yang dipaparkan Yuri, kasus baru pasien positif Covid-19 tersebar di 26 provinsi.
Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 404 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.
Yuri melanjutkan, pemerintah juga mencatat ada penambahan 153 pasien yang telah dinyatakan sembuh.
Dengan demikian, total pasien sembuh ada 5.402 orang.
Kemudian, Yuri menyatakan ada penambahan 21 pasien yang tutup usia setelah sebelumnya dinyatakan positif virus corona.
Sehingga jumlah pasien meninggal dunia menjadi 1.372 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/24/17185491/jubir-pemerintah-belum-ada-vaksin-covid-19-jangan-sampai-tertular