Seperti diketahui pileg dan pilpres pada 2019 lalu dilaksanakan secara serentak.
Berdasarkan survei, sebanyak 56,4 responden dari 2.197 responden ingin keduanya diselenggarakan secara terpisah pada Pemilu 2024.
"Ternyata, mayoritas teman-teman, menginginkan pileg dan pilpres ini untuk dipisah. Maka ini untuk DPR selaku pengendali kebijakan politk ini bisa jadi referensi untuk dipertimbangkan," kata Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno saat memaparkan hasil survei di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Alasannya, kata Adi, Indonesia masih belum memiliki infrastruktur politik yang mumpuni untuk menyelenggarakan pileg dan pilpres secara serentak.
Hal itu dilihat dari banyaknya pekerja pemilu yang meninggal dunia dalam pelaksanaannya karena berbagai faktor.
Meski demikian, sebanyak 36,8 persen responden menyatakan agar pelaksanaan pileg dan pilpres, tetap dilangsungkan serentak seperti pada Pemilu 2019 lalu.
"Alasannya sederhana, ini soal efisiensi waktu, ini soal efisiensi anggaran. Sehingga publik tidak ingin terlampau dipusingkan dengan politik yang selalu berjenjang," ujar Adi.
"Capek juga kalau tiap hari ngomongin politik, sementara kebutuhan ekonomi Indonesia maju yang mereka harapkan," imbuh Ari.
Survei yang dilakukan dengan metode multistage random sampling di 220 wilayah desa/kelurahan secara proporsional ini juga memotret harapan responden terhadap pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
Hasilnya, 70,5 persen responden menginginkan Indonesia yang maju dan makmur. Sementara, 12,2 persen lainnya ingin Indonesia menjadi religius dan berakhlak mulia.
"Lainnya ingin Indonesia yang berdaulat dan berdaya saing (8,9 persen) dan Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (6,5 persen)," ungkap dia.
Untuk diketahui, tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error sebesar 2,13 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/23/19522001/survei-mayoritas-responden-ingin-pileg-dan-pilpres-2024-dipisah