Hal tersebut dikarenakan 56 persen perekonomian Indonesia bergantung pada pasar domestik.
Sementara, ekspor Indonesia yang terbesar bukan dilakukan ke China.
"Sebanyak 56 persen ekonomi kita tergantung pasar domestik dan ekspor kita itu bukan ke China yang terbesar. Jadi itu yang membuat kita optimistis (ekonomi tak terganggu gara-gara corona)," ujar Airlangga dalam acara Seminar Nasional bertajuk Membangun Optimisme dan Peluang di Tengah Ketidakpastian di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Airlangga mengatakan, Indonesia melakukan ekspor besar ke pasar tradisional yang ada di Amerika, Eropa, termasuk Australia.
Oleh karena itu, kata dia, terkait wabah virus corona tersebut perekonomian Indonesia tak akan terlalu terpengaruh.
Namun, apabila Indonesia mengurangi impor dari China akibat hal itu, kata dia, maka Indonesia akan mengalami pengurangan defisit impor dari China.
"Soal ini, kami carikan alternatifnya," kata Airlangga Hartarto.
"Jadi kuncinya adalah pasar domestik kita perkuat dan ekspor market kita di luar China harus didorong sambil cari impor substitusi," ujar dia.
Sebelumnya, Airlangga juga mengakui, munculnya kasus virus corona justru akan sangat berdampak pada sektor pariwisata.
"Tourism itu adalah yang pertama terpukul oleh virus corona. Tentu efeknya ke Indonesia," ujar Airlangga.
Menurut dia, dampak virus corona berpengaruh terhadap turunnya jumlah wisatawan asal China. Di sejumlah daerah wisatawan China merupakan penyumbang wisatawan terbesar.
"Tourism (dari) China sangat berpengaruh di beberapa daerah, seperti di Sulawesi Utara maupun di Kepulauan Riau, demikian pula di Bali," kata Airlangga.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/03/15415951/menko-airlangga-sebut-virus-corona-tak-ganggu-ekonomi-ri-ini-alasannya