Salin Artikel

Poin Pidato SBY: dari Penegasan Oposisi hingga Pemindahan Ibu Kota

Dalam pidato bertajuk 'Indonesia Tahun 2020: Peluang, Tantangan, dan Harapan' itu, SBY menyoroti berbagai persoalan. Mulai dari mengemukanya politik identitas pada Pilpres 2019 hingga isu-isu ekonomi.

Selain itu, SBY juga menegaskan sikap Partai Demokrat di masa pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin lima tahun ke depan.

Berikut poin pidato SBY yang dirangkum Kompas.com:

1. Partai Demokrat Sebagai Oposisi

SBY menyatakan Partai Demokrat berada di luar pemerintahan. Namun, Demokrat tetap berkomitmen mendukung kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

SBY menyebut, Partai Demokrat akan mendukung kebijakan pemerintah yang tepat dan sesuai keinginan rakyat.

Oleh karena itu, Demokrat siap melancarkan kritik apabila pemerintahan Jokowi-Ma'ruf dianggap tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.

"Meskipun saat ini Partai Demokrat berada di luar pemerintahan pusat, komitmen kami tak berubah. Kami ingin pemerintah sukses dalam melaksanakan tugasnya," kata SBY.

"Kalau pemerintah sukses, rakyatlah yang mendapatkan manfaatnya," lanjut dia.

2. Politik Identitas Melebihi Takaran di Pilpres 2019

Presiden RI ke-6 itu kemudian mengulas gelaran Pilpres 2019 pada awal pidatonya. Menurut SBY, Pilpres 2019 memiliki catatan buruk dalam sejarah.

Catatan itu mengenai politik identitas yang melebihi takaran.

"Yang buruk, pertama kali dalam sejarah, pemilu kita diwarnai oleh politik identitas yang melebihi takarannya. Juga pertama kali terjadi banyak korban jiwa, baik karena kekerasan maupun bukan," kata SBY.

Namun, sejauh ini persatuan bangsa tetap terjaga dengan baik. SBY mengatakan, pada akhirnya semua sadar dan terpanggil.

"Kabar baiknya adalah, ketika bangsa kita berada di ambang perpecahan dan bahkan benturan fisik pasca pemungutan suara, kita semua sadar dan terpanggil. Terpanggil untuk menahan diri dan tetap menjaga keutuhan kita," ujar SBY.

"Alhamdulillah, mimpi buruk itu tidak terjadi. Kita memilih persatuan, bukan perpecahan," lanjut dia.

Atas peristiwa itu, SBY pun menyatakan pemerintah perlu mengevaluasi sistem, undang-undang dan penyelenggaraan pemilu.

3. Penurunan Angka Pengangguran Belum Cukup

SBY mengatakan, penurunan angka pengangguran sebesar 1 persen yang berhasil dicapai dalam kurun lima tahun terakhir belum menggembirakan.

SBY mengatakan, jumlah pengangguran masih besar dengan total 36,5 juta orang.

"Kita juga harus melihat struktur dan migrasi pekerjaan yang terjadi di masyarakat kita. Meskipun tercatat sebagai bekerja, alias tidak menganggur, namun sekitar 28,4 juta adalah pekerja paruh waktu. Sementara, yang berkategori setengah menganggur sekitar 8,14 juta. Jumlahnya, 36,5 juta orang. Tentu ini angka yang besar," ujar SBY.

Dia pun sempat menyinggung soal peristiwa Arab Spring yang terjadi sekitar delapan tahun silam.

Menurut dia, salah satu pemicu peristiwa Arab Spring adalah adanya kesulitan ekonomi dan banyaknya pengangguran. Ia pun meminta pemerintah Indonesia belajar dari peristiwa tersebut

"Kita belajar dari pengalaman Arab Spring di tahun 2011 dulu. Juga terjadinya gerakan protes sosial di 30 negara tahun ini. Penyebab utamanya antara lain adalah kesulitan ekonomi dan banyaknya pengangguran," kata dia.

4. Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen

SBY mendukung Jokowi-Ma'ruf yang mencanangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen.

Partai Demokrat, menurut SBY, tak ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,9 persen, seperti yang diperkirakan Bank Dunia.

"Demokrat sepakat dengan Presiden Jokowi bahwa angka pertumbuhan pada tingkat 5 persen bukanlah sesuatu yang buruk. Terutama jika dikaitkan dengan situasi perekonomian global saat ini," ujar SBY.

"Yang penting, sasaran pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan untuk tahun 2020 sebesar 5,3 persen dapat dicapai," tambahnya.

5. Rencana Pemindahan Ibu Kota Harus Paripurna

SBY juga menyinggung rencana pemerintahan Jokowi-Ma'ruf memindahkan ibu kota negara.

SBY meminta pemerintah serius merencanakan pemindahan dan pembangunan ibu kota di luar Jakarta.

Sebab, membangun ibu kota artinya juga membangun kehidupan. Perhitungan pemerintah harus tepat dalam segala aspek.

"Di tengah perkembangan ekonomi global yang tidak menggembirakan, dan juga ekonomi Indonesia sendiri yang menghadapi tekanan, perencanaan dan kesiapan pemerintah harus paripurna. Memindahkan dan membangun ibu kota baru adalah sebuah mega proyek. Tidak boleh meleset, harus sukses," tuturnya.

Ia secara khusus mengingatkan soal anggaran untuk membiayai pemindahan ibu kota.

SBY bahkan sempat bertanya soal kebenaran rencana pemerintah menjual aset negara demi pemindahan tersebut.

"Demokrat mengingatkan agar perencanaan strategis pemerintah benar-benar disiapkan dengan saksama. Konsepnya seperti apa? Timeline-nya seperti apa? Berapa besar biaya yang digunakan? Dari mana anggaran itu diperoleh? Apakah betul ada pemikiran untuk menjual aset-aset negara dan bahkan utang ke luar negeri untuk membiayainya?" kata SBY. 

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/12/05563821/poin-pidato-sby-dari-penegasan-oposisi-hingga-pemindahan-ibu-kota

Terkini Lainnya

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke