Salin Artikel

Selamat Jalan Ervan Hardoko, Wartawan Kompas.com yang Lucu

KOMPAS.com - Di satu malam, Ervan Hardoko, wartawan kompas.com yang biasa kami panggil Koko, menghubungi salah seorang teman di kantor.

Ia bingung karena motor matic milik temannya yang sedang ia pinjam tidak bisa di-starter.

“Aneh banget. Padahal ini motor baru lho,” kata dia di ujung telepon.

Sejumlah tip yang diberikan teman-teman di kanal otomotif Kompas.com tak ada yang berguna. Motor matic baru itu tetap tak bisa dinyalakan.

Malam itu teman-teman di kanal otomotif segera menghubungi beberapa mekanik kenalan mereka untuk berkonsultasi demi membantu Koko.

Beberapa yang lain berdiskusi soal teknis permotoran yang tidak dipahami orang “awam”.

Bahkan, ada yang menelepon pihak principal motor untuk menanyakan jangan-jangan ada masalah-masalah tertentu di motor baru keluaran principal itu.

Saat teman-teman sedang sibuk mencari solusi, Koko telepon ke seorang teman.

“Sudah aman. Gue engak tahu kalo motor matic itu enggak bisa nyala kalo standarnya belum dinaikin,” cerita Koko.

Duar! Ruang redaksi pecah oleh makian ke Koko.

Kami baru sadar, ternyata kawan yang satu ini masih setia dengan motor bebek bututnya, keluaran tahun lawas yang catnya sudah memudar.

Waktu ditanya kenapa tidak tertarik ganti motor, dia menjawab enteng.

“Motor gue enggak ada masalah. Masih bisa jalan.”

Wartawan lucu yang komplet

Begitulah Koko, kawan yang selalu ringan menjalani hidup.

Setiap hari selalu penuh dengan tawa. Candanya tidak pernah habis. Ngobrol topik-topik serius, ujungnya selalu jadi lucu.

Kelucuan adalah kenangan yang tertinggal tentangnya. Tengoklah akun Facebooknya, Ervan Hardoko. Banyak teman menceritakan kenangan mereka tentang “tertawa bersama Koko”.

Wartawan lucu itu berpulang karena sakit pada Kamis (8//8/2019) pagi. Sejak dua minggu terakhir, Koko dirawat intensif di ruang ICU RS Kasih Ibu, Surakarta, Jawa Tengah.

Koko bertugas sebagai Kepala Kantor Kompas.com di Solo sejak 1 Oktober 2017. Sejak akhir tahun lalu ia bergulat dengan sakitnya.

Pria kelahiran 21 Januari 1974 ini adalah wartawan yang komplet. Tidak banyak wartawan yang punya pengalaman lintas platform seperti dia.

Sebelum bergabung di Kompas.com pada 1 September 2012, Koko pernah menjadi wartawan di Radio Sonora dan Kantor Berita Radio 68 H.

Dari wartawan radio, Koko pindah menjadi wartawan koran di Tribun Kaltim (Kalimantan Timur).

Pengalaman jurnalistiknya kembali diperkaya saat ia menjadi wartawan online di BBC Indonesia sebelum bergabung dengan Kompas.com.

Sepanjang karirnya, hanya satu platform media yang belum ia rasakan, TV. Padahal, ia beberapa kali mengirim lamaran ke TV. Ia memaklumi jika TV tidak pernah tertarik memanggil dirinya.

“Karena muka gue jelek kayak Mugabe...hahahah,” kata dia mengolok dirinya sambil tertawa. Robert Gabriel Mugabe adalah Presiden Zimbabwe.

Selama di Kompas.com, Koko lama mengurusi rubrik internasional. Di rubrik ini pun ia menorehkan kenangan tentang berita-berita lucu yang “khas Koko”. Berita yang sama jika ditulis orang lain, tidak akan selucu jika ditulis Koko.

Almarhum meninggalkan seorang Istri, Ivoni Herlina dan seorang Putra, Agusta Yeremia Avinko (12).

Rencananya jenazah akan dibawa ke rumah duka di Kelapa Gading dan akan dimakamkan di Pemakaman Menteng Pulo pada hari Jumat 9 Agustus 2019.

Selamat jalan Koko. Selamat tertawa bersama Tuhan di surga.

https://nasional.kompas.com/read/2019/08/08/15273671/selamat-jalan-ervan-hardoko-wartawan-kompascom-yang-lucu

Terkini Lainnya

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke