Salin Artikel

Mengunjungi KRI Dewaruci yang Jadi Kebanggaan TNI AL dan Dunia

Mungkin, tak banyak yang tahu bahwa salah satu yang membuat Indonesia semakin dikenal oleh dunia internasional adalah sebuah kapal layar yang memiliki panjang 58,3 meter dan lebar 9,5 meter. Namanya KRI Dewaruci.

Ada banyak alasan mengapa kapal ini menjadi kebanggaan TNI Angkatan Laut. Demikian pula kecintaan dunia internasional terhadapnya.

Tak sedikit warga negara asing yang khusus datang ke Indonesia hanya untuk dapat melihat langsung KRI Dewaruci.

Pesanan Bung Karno

KRI Dewaruci dibuat pada 1952 di galangan kapal HC Stulchen & John Ship, Hamburg, Jerman. Pada 1953, kapal ini tiba di perairan nusantara.

"Kapal ini diprakarsai oleh Presiden Soekarno. Beliau memesan kapal ini dari Jerman Barat," ujar Kepala Divisi Bahari KRI Dewaruci Letu Laut (P) Yudhi Dwi Saputra saat ditemui di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (31/10/2017).

Perawatan rutin yang dilakukan TNI AL membuat Dewaruci tak kehilangan pesonanya.

Bahan kayu yang semakin matang dan logam-logam mengkilap yang melapisi bagian luar kapal membuat keindahan Dewaruci tetap terjaga.

Dewaruci memiliki tiga tingkatan dek. Dek paling bawah untuk menampung air bersih dan bahan bakar. Dek lantai dua merupakan kamar kru dan personel kapal.

Sejak awal hingga saat ini, Dewaruci masih digunakan sebagai kapal latih taruna akademi TNI Angkatan Laut.

Dewaruci juga memiliki tugas lain, di antaranya sebagai pembawa misi diplomasi ke luar negeri.

Menurut Yudhi, Dewaruci telah mencetak sejarah dengan dua kali berlayar keliling dunia. Pertama kali dilakukan pada 1964, dan yang kedua dilakukan pada 2012.

Pada tahun 1996, Presiden Soeharto menugaskan agar KRI Dewaruci rutin berlayar menuju negara-negara dari berbagai belahan dunia.

Tujuannya, untuk memperkenalkan budaya dan keanekaragaman Indonesia.

"Hampir setiap tahun Dewaruci melakukan pelayaran ke Eropa, Asia dan Australia," kata Yudhi.

Punya ikatan batin 

Dewaruci dan TNI Angkatan Laut adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

"Banyak pejabat yang kini menjadi panglima TNI AL yang dilatih di sini. Jadi hubungan batinnya kuat sekali," kata Yudhi.

Salah satu yang pernah merasakan pengalaman berharga menjadi taruna di Dewaruci adalah Panglima Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Darwanto. Darwanto pun bercerita sedikit tentang kejayaan Dewaruci.

Pada 1999, Darwanto menjadi salah satu kru kapal yang mengikuti lomba kapal layar di California, Amerika Serikat.

Saat itu, Dewaruci menjadi juara satu lomba layar mengalahkan kapal layar dari berbagai negara maju.

"Kami mengalahkan kapal layar Amerika yang punya wilayah. Mengalahkan kapal Eropa dan negara maju lainnya. Itu karena kami memiliki api semangat kepahlawalan sebagai bangsa Indonesia, bangsa bahari," kata Darwanto.

September 2017 lalu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi meresmikan kapal layar latih baru milik TNI AL, KRI Bima Suci, di dermaga Vigo, Spanyol.

Kapal buatan Spanyol ini digadang sebagai generasi penerus Dewaruci.

Entah sampai kapan Dewaruci akan terus membentangkan layarnya mengarungi samudera.

Meski demikian, segala kenangan dan sejarah catatan perjalannya akan tetap menjadi kebanggaan Indonesia.





https://nasional.kompas.com/read/2017/11/03/09214441/mengunjungi-kri-dewaruci-yang-jadi-kebanggaan-tni-al-dan-dunia

Terkini Lainnya

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke