JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, unggul berdasarkan hitung cepat yang dilakukan lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Rabu (15/2/2017).
Berdasarkan perhitungan tersebut, Indikator menyimpulkan bahwa Ahok-Djarot memeroleh kemenangan dalam pemungutan suara di putaran pertama.
"Ahok-Djarot unggul signifikan atas pasangan Anies-Sandi," ujar Direktur Riset Indikator Adam Kamil, di Kantor Indikator, Cikini, Jakarta, Rabu (15/2/2017).
Untuk Pilkada DKI, data yang masuk ke Indikator sebesar 99,5 persen.
Dari data tersebut, pasangan Ahok-Djarot memeroleh suara 43,01 persen.
(Baca: "Quick Count" Litbang Kompas: AHY 17,38 %, Ahok 42,88 %, Anies 39,74 %)
Posisi kedua ditempati oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Keduanya mendapatkan 39,66 persen suara.
Pada posisi terakhir ditempati pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dengan perolehan suara sebesar 17,33 persen.
Hitung cepat ini menggunakan metode stratified cluster sampling. Indikator menggunakan 400 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di berbagai kecamatan di DKI Jakarta sebagai sampel.
(Baca: Ahok Akui Tak Bisa Menang Satu Putaran)
Menurut Adam, penentuan sampel dilakukan melalui pemilihan secara acak.
Ada pun, tingkat kesalahan (margin of error) dalam penelitian ini sebesar lebih kurang 1,59 persen.
"Dengan hasil ini, Pilkada DKI dipastikan dilakukan dua putaran antara pasangan nomor 2 dan pasangan nomor 3," kata Adam.