Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat dengan DPR, Yel-yel Partai Idaman Bergelora

Kompas.com - 08/02/2017, 16:20 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

"Idamaaaan? Love Indonesia!" "Islaam? Damai Aman!"

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekumpulan orang berpakaian hijau tosca tua berpadu merah mulai memadati pintu depan ruang rapat Komisi II DPR.

Mereka berkumpul di sekitar Rhoma Irama, legenda dangdut Indonesia yang kini juga menjabat Ketua Umum Partai Islam Damai dan Aman (Idaman). Yel-yel partai pun digelorakan.

Rhoma, bersama jajaran Partai Idaman pada Rabu (8/2/2017) memenuhi undangan Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu) untuk memberikan masukan terkait sejumlah hal.

"Kami akan memberi masukan sesuai dengan aspirasi yang berkembang, terutama kepada partai baru," ujar Rhoma sebelum rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Dua poin disoroti oleh Idaman, yaitu berkaitan dengan ambang batas presiden (presidential threshold) dan ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

"Kalau presidential threshold tidak mungkin dilaksanakan. Dengan pemilu serentak ini dari mana mau mengambil threshold itu?" tutur Rhoma.

"Kalau parliamentary threshold masih memungkinkan. Dari zero sampai 3,5 persen-lah," ujarnya.

(Baca juga: Lewat Akuisisi, Partai Idaman Resmi Berbadan Hukum)

Rhoma pun mengaku optimistis partainya bisa lolos verifikasi faktual yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan sejumlah syarat yang ditentukan.

"Insya Allah. Kami sudah memenuhi 100 provinsi, 75 persen kabupaten/kota, sudah melebihi. Kecamatan juga sudah lebih," kata dia.

Yel-yel Partai Idaman kembali bergelora saat jajaran kadernya masuk ke ruang rapat Komisi II.

Saat itu, Ketua Pansus RUU Pemilu, Lukman Edy, menyampaikan bahwa pihaknya mengundang partai-partai baru calon peserta pemilu 2019 untuk meminta masukan. Sebab, sejumlah poin dalam RUU Pemilu juga mengatur mengenai keterlibatan partai baru.

Setidaknya ada tiga pasal, yaitu terkait verifikasi partai pemilu serta ambang batas presiden dan parlemen.

"Dalam RUU Pemilu ada norma yang mengatur bahwa untuk partai-partai baru tidak dihilangkan haknya untuk mencalonkan capres. Tapi harus ikut dengan partai-partai yang ada threshold-nya," kata Lukman.

Saat itulah, yel-yel Partai Idaman kembali bergelora.

"Idamaan? Love Indonesia!" "Islaam? Damai Aman!" "Fraksi balkon mohon tenang," ucap Lukman kepada para kader yang duduk di balkon ruang rapat.

(Baca juga: Menurut Rhoma Irama, Ini Perbedaan Partai Idaman dan Partai Islam Lain)

Kompas TV Partai Idaman Lolos Seleksi Badan Hukum
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com