Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Jawaban untuk "Kegalauan" Presiden...

Kompas.com - 25/11/2016, 07:58 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis


KOMPAS.com
- Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan menggaungkan soal mendesaknya "national branding". Kerja keras, produktivitas, dan inovasi, harus jadi patokan. Lalu, apa strateginya?

"Tujuannya agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang terdepan dalam kemajuan dan menjadi bangsa pemenang,” kata Presiden, seperti dikutip dari situs web presidenri.go.id.

Menurut Presiden, langkah pertama untuk mewujudkan tujuan itu adalah membangun kepercayaan dari bangsa lain.

"Harus dimulai dari dalam masyarakat dengan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa," ungkap Presiden.

Berangkat dari pemikiran itu pula, Kementerian Pariwisata kemudian gencar melakukan rangkaian promosi di banyak negara. Branding yang diusung kementerian ini adalah tagline "Wonderful Indonesia."

Bersamaan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perdagangan tampil mengusung "Remarkable Indonesia".

Demi "Merah Putih"

Dalam beragam variasi ini, kesemua institusi tersebut sama-sama bekerja untuk "Merah Putih".

Logo, tulisan dan warna dasar brand yang dipakai memang beda, bahkan sama sekali tidak nyambung, dengan pesan dan filosofinya yang berbeda pula.

Lalu, mengapa tidak disatukan? Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, satu bendera, satu branding?

"Saya paham, bukan hanya Pak Presiden Jokowi yang galau, banyak pemimpin dunia yang galau memikirkan national brand seperti ini," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, pekan lalu.

Arief pun lalu memaparkan indikator yang dapat menjadi tolok ukur untuk menjawab kegalauan itu. Menurut dia, kalau ingin menjadi pemain global, gunakan juga global standart.

"Mau tetap atau berubah, mau satu atau lebih dari satu, ada contoh suksesnya. Lakukan apa yang sudah sukses dan mereka (global) sudah lakukan, jangan memulai dari awal. Tapi berawal dari akhir," papar Arief.

Dok. Kementerian Pariwisata Branding Wonderful Indonesia berbentuk billboard dengan gambar surfing di G-Land Banyuwangi dan Candi Borobudur di Magelang, terpampang untuk kali pertamanya di pusat keramaian Time Square, Manhattan, New York, Amerika Serikat. Lima ikon wisata Indonesia ditampilkan sebagai promosi pariwisata Indonesia.

Arief menambahkan, konsep dan teori punya posisi sama penting dengan pertimbangan praktis berdasarkan pengalaman. Justru, ujar dia, perpaduan kesemuanya itu yang akan menghadirkan keluaran sempurna.

Tentu saja, Arief tak sekadar omong kosong. Dia memang punya bekal bicara branding, baik dari latar belakang pendidikan maupun perjalanan karier.

Memiliki gelar doktor untuk strategic management, Arief pernah membuktikan strateginya telah mendongkrak brand pariwisata Wonderful Indonesia, yaitu dari tak masuk peringkat menjadi posisi 47 dunia. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com