Peringkat baru itu juga langsung meninggalkan jargon promosi pariwisata Malaysia yang ada di peringkat 96. Bahkan, Thailand saja menclok di posisi 83.
Pengalaman itu jadi salah satu dasar Presiden menunjuk Arief menjadi ketua tim National Branding. Apa selanjutnya?
Rahasia dua branding
Di depan jajaran petinggi BUMN, Arief memaparkan strategi di balik pemunculan dua branding untuk mengusung nama Indonesia.
Merujuk sejumlah data dan riset, Arief antara lain menyebutkan, pemunculan bendera negara dalam setiap upaya kampanye potensi Indonesia bukan asal tempel. Sebelumnya, dia mengungkap sejumlah contoh sukses national brand di tataran global.
"(Ada negara yang) desain bendera sudah sangat kuat. Mau promosi apa saja, tourism, trade, investment, selalu menggunakan desain bendera. Namanya (konsep) monolithic," ungkap dia, sembari menyebut Inggris sebagai contoh sukses penggunaan strategi ini.
Menurut Arief, Australia dan India juga menuju penerapan konsep monolithic ini. Sebelumnya, negara-negara itu menggunakan branding yang berbeda-beda, tergantung tujuan kampanyenya.
Meski begitu, lanjut Arief, ada lebih banyak contoh sukses dari strategi memakai dua branding. Sederet negara bisa disebut, mulai dari Amerika Serikat, Singapura, Kanada, China, Jerman, Brasil, Selandia Baru, sampai Perancis, sebagai pengguna konsep ini.
Sama-sama pakai dua branding, corak, dan konsep dari Finlandia disebut Arief sebagai yang terbaik. Meski terlihat berbeda warna dan coretan, branding yang dipakai bisa dibilang mirip.
Negara lain yang memakai konsep seperti Finlandia adalah Meksiko. Menurut Arief, inilah yang dinamakan Brand Family, yang kemudian juga diadopsi untuk Indonesia.
"Brand family ini juga yang menginspirasi brand Wonderful Indonesia dengan brand destinasi di daerah-daerah. Boleh beda tagline, boleh beda desain, tapi lima warna dasar logo garuda di Wonderful Indonesia itu harus ada dan tercermin dalam satu keluarga!" ungkap Arief.
Arief lalu menyebutkan contoh Enjoy Jakarta, Stunning Bandung, Java Cultural Wonder untuk Joglosemar, dan Majestic Banyuwangi, sebagai branding yang merujuk konsep beda tapi mirip. Ada juga yang memilih Wonderful Bali, Wonderful Kepri, dan Wonderful Makassar, yang mendekati konsep monolithic.
Lalu, akan ke manakah kita?
"Silakan dijadikan bahan diskusi," tantang Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.