Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Akan Bahas Isu Pembiayaan Terorisme dalam KTT ASEAN di Laos

Kompas.com - 05/09/2016, 12:29 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-28 dan 29 ASEAN serta beberapa KTT terkait lainnya, seperti KTT ASEAN-US di Vientiane, Laos pada 6-7 September 2016.

Wiranto mengatakan, dalam KTT tersebut Indonesia akan membicarakan soal politik dan keamanan kawasan ASEAN. Sebagai ketua delegasi, Wiranto akan menyampaikan mengenai isu pembiayaan terorisme.

"Untuk pertemuan awal saya sebagai ketua delegasi untuk political security akan menyampaikan bagaimana hasil kita mengadakan pertemuan di Bali terkait terorisme dari sisi financing," ujar Wiranto saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).

Wiranto menuturkan, saat ini permasalahan terorisme tidak lagi menjadi beban satu atau dua negara saja.

Menurut dia, upaya pemberantasan terorisme akan efektif apabila ditempuh melalui kerja sama antara negara di kawasan Asean.

"Posisi Indonesia cukup penting dalam kerja sama Asean. Karena terorisme itu bukan menjadi musuh satu negara saja tapi musuh semua negara," kata dia.

Dalam pertemuan Regional Risk Assessment on Terrorism Financing 2016 South East Asia and Australia di Bali, pertengahan Agustus lalu, disebutkan bahwa Indonesia masuk dalam kategori sangat terancam.

Saat ini ada 568 orang Indonesia yang pergi ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Sebanyak 183 orang di antaranya telah kembali.

Angka ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan Malaysia, yakni 73 orang dan Australia 110 orang yang berangkat ke Suriah dan Irak.

Pihak yang berwajib telah mendeteksi ada 11 kelompok teroris yang aktif di Indonesia saat ini.

Topik utama dalam pertemuan tersebut adalah tentang pembiayaan terorisme. Untuk Indonesia, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan telah mencatat ada transaksi mencurigakan yang diduga terkait kegiatan terorisme.

Transaksi yang nilainya mencapai miliaran rupiah itu termasuk pengumpulan dan distribusi uang. Banyak dari jalur uang ini dilakukan via internet.

Ketua Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Marsekal Muda Agus Barnas mengatakan, salah satu modus pembiayaan terorisme yang pernah ditemukan adalah malware yang mencuri uang dari rekening bank nasabah dalam jumlah sangat kecil.

Hal ini dilakukan, misalnya, dengan mengambil uang seorang nasabah sebesar puluhan rupiah.

Oleh karena jumlahnya kecil, nasabah itu tidak menyadari uangnya diambil. Namun, karena yang diambil adalah uang dari banyak orang, jumlahnya menjadi tidak lagi kecil.

”Hal ini sudah terjadi di Indonesia, tapi pelakunya ada di Eropa Timur,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com