Namun, Hasto meminta dukungan Golkar itu harus dibuktikan dengan suatu sikap nyata. Dia pun mengungkit soal kursi Ketua DPR yang sehahrusnya milik PDI-P sebagai partai pemenang pemilu 2014.
Kegagalan PDI-P mendapat kursi Ketua DPR itu dikarenakan adanya revisi Undang-undang tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Melalui revisi itu, Ketua DPR pun menjadi milik Golkar.
"Suara rakyat sudah dihentikan. Apalagi UU MD3 itu kan dibuat setelah mereka kalah pileg dan pilpres. Itu kan tidak fair," kata Hasto di Jakarta, Selasa (12/1/2016).
(Baca: Bertemu Jokowi, Aburizal Sampaikan Dukungan dan Klaim Konflik Golkar Selesai)
Akibat direvisinya UU MD3, pimpinan DPR diusung secara paket oleh gabungan partai politik. Koalisi Merah Putih yang saat itu memiliki suara mayoritas di parlemen pun akhirnya menang melawan KIH.
"Jadi buat saya, tanpa sebuah kesadaran membangun bangsa dan negara, bangun demokrasi berkeadaban, dukungan-dukungan itu sifatnya hanya transaksional," kata Hasto.
Hasto tak menjawab dengan tegas saat ditanya apakah partainya menginginkan melakukan revisi UU MD3 dan mengocok ulang pimpinan DPR. Hasto hanya menjelaskan bahwa partainya sudah terbiasa menghadapi politik kekuasaan sejak zaman orba.
(Baca: Agung Laksono Ingatkan Pemerintah agar Hati-hati Sikapi Dukungan Kubu Aburizal)
"Toh nyatanya kami tetap eksis. Jadi buat kami, selama kami sama rakyat, kami tidak mengemis-ngemis jabatan," ucap Hasto.
Aburizal Bakrie, menyampaikan dukungannya kepada pemerintah saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/1/2016). Aburizal menyampaikan dukungan itu setelah merasa bahwa perselisihan kepengurusan di internal Golkar selesai.
"Karena persoalan Golkar sudah selesai, maka barulah kami datang menghadap Bapak Presiden untuk memberikan suatu dukungan dan duduk bersama dengan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan bangsa," kata Aburizal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.