Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Pemantau Peradilan: 7 Calon Hakim Tipikor Diduga Terkait Parpol

Kompas.com - 04/11/2015, 16:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Pemantau Peradilan menelusuri 38 dari 58 calon hakim ad hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang tengah diseleksi Mahkamah Agung. Hasilnya cukup mengejutkan. Ada tujuh calon hakim yang diduga kuat berafiliasi dengan partai politik.

Staf Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah menjelaskan, temuan itu didapatkan tim setelah menelusuri media sosial sang calon hakim.

"Mereka ada yang berfoto menggunakan jas partai politik. Ada juga calon hakim yang foto bersalaman dengan petinggi partai tertentu. Informasi ini begitu mudah kami temukan di media sosial si calon hakim," ujar Wana saat konferensi pers di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (4/11/2015).

Tidak hanya itu, tim juga menelusuri ke situs partai politik tersebut. Ternyata, tanpa harus dikonfirmasi ke partai politik itu pun sudah dapat diketahui, sang calon hakim merupakan kader partai politik itu.

Bahkan, lanjut Wana, ada calon hakim yang menjabat Kepala Divisi Bidang Hukum dan HAM di partai politik tertentu.

"Kami temukan juga ada calon hakim yang pernah jadi anggota DPRD periode 2009-2014 di suatu daerah juga," lanjut Wana.

Koalisi Pemantau Peradilan yang terdiri dari kelompok pegiat antikorupsi, lanjut Wana, mempertanyakan keputusan MA yang sampai meloloskan mereka hingga tahap sekarang ini. 

Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Mico Susanto Ginting yang turut dalam koalisi bahkan mengancam bakal membeberkan calon hakim ad hoc Tipikor yang dimaksud jika MA main-main dengan tahap seleksinya.

"Ini demi independensi hakim Tipikor yang seharusnya jadi ujung tombak pemberantasan korupsi. Jadi kalau mereka-mereka itu masih diloloskan, kami tidak ragu akan buka datanya ke publik," ujar Mico.

MA saat ini sedang merekrut hakim ad hoc Tipikor 2015. Koalisi Pemantau Peradilan, menjadi salah satu kelompok masyarakat yang diminta menelusuri rekam jejak calon-calon hakim.

Saat ini, ada 58 calon hakim yang lolos dari tahap seleksi tertulis. Masih ada tahap seleksi, antara lain tahap penelusuran rekam jejak yang dilakukan koalisi, profile assessment dan wawancara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com