"Kabut asap ini bisa ditanggulangi secepatnya karena ini pembunuhan secara perlahan-lahan, dan ini pembunuhan massal kalau terus didiamkan saja," kata Titiek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Jika memang tidak mampu menangani kabut asap, Titiek meminta pemerintah mengakuinya. Selanjutnya, pemerintah bisa meminta bantuan negara-negara lain yang memang sudah menawarkan bantuan untuk memadamkan kebakaran hutan yang menjadi pemicu kabut asap.
"Sudah bukan satu-dua orang saja yang akan mati gara-gara ini, tetapi sudah ribuan orang yang akan terpengaruh. Mungkin tidak mati sekarang, tetapi organ-organ tubuhnya pasti akan rusak ke depannya. Itu tolong dipikirkan juga," kata dia.
Menurut Titiek, pemerintah memang sudah melakukan sejumlah upaya untuk menanggulangi kabut asap. Namun, hasilnya tidak maksimal karena sumer daya yang dimiliki pemerintah sangat terbatas.
"Kalau perlu bantuan, terima bantuan itu karena Singapura punya pesawat, punya alat-alat yang bisa bikin hujan buatan, ya terima saja. Masa nunggu rakyat kita mati, baru terima bantuan. Jangan gengsilah untuk menyelamatkan bangsa ini," kata politisi Partai Golkar tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.