Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekeluarga Dibantai di Papua, Komnas PA Temui Kepala Bareskrim

Kompas.com - 18/09/2015, 16:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menemui Kepala Bareskrim Polri Komjen (Pol) Anang Iskandar, Jumat (18/9/2015). Arist hendak berkoordinasi soal perkara pembunuhan satu ibu hamil dan dua anaknya di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Kepada Anang, Arist menjelaskan bahwa polres setempat telah melengkapi berkas perkara itu dengan keterangan saksi dan alat bukti. Namun, lantaran perkara itu diduga kuat melibatkan oknum TNI, penyidik polres menyerahkan berkas itu ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) TNI setempat.

"Kita meminta dukungan Kabareskrim agar kasus ini bisa diselesaikan. Tadi Pak Anang (Kabareskrim) sudah berjanji untuk menindaklanjuti perkara itu," ujar Arist seusai bertemu Anang di depan Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jumat (18/9/2015).

Selain bertemu Anang, rencananya Komnas PA akan bertemu Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Senin (21/9/2015). Kepada Gatot, Arist akan meminta bantuan agar Denpom TNI menerima berkas dari kepolisian dan memproses oknum anggotanya yang terlibat pembunuhan sadis tersebut.

Arist berharap pertemuannya dengan Kabareskrim dan Panglima TNI berbuah positif dalam pengembangan perkara itu. Terutama, aparat diharapkan bisa menemukan dan menghukum pelakunya.

Arist mengatakan, Komnas PA sendiri baru mendapat laporan dari keluarga korban dua hari yang lalu. Menurut keluarga korban, pasca-penolakan berkas perkara kepolisian oleh Denpom TNI, masyarakat setempat resah. Pihak keluarga khawatir keresahan itu berujung pertikaian.

"Akibatnya, masyarakat di sana tidak puas, dan menimbulkan situasi yang tidak kondusif. Karena itu, kami cepat-cepat bertemu Kabareskrim hari ini, dan Panglima pada pekan depan, supaya kasus ini benar-benar ada kepastian," ujar Arist.

Kronologi

Menurut catatan Komnas PA, peristiwa itu terjadi pada 25 Agustus 2015. Sekitar pukul 06.30 WIT, suami korban bernama YH yang berprofesi sebagai guru pergi meninggalkan rumah untuk mengantar guru honorer ke sejumlah tempat. Selang setengah jam, pembunuhan pun terjadi.

Sang istri yang bernama FDS (35) dan dua anaknya yang bernama PN (7) dan A (2) tewas dibunuh. FDS tengah hamil empat bulan. "Dari hasil otopsi, diduga kuat, sebelum dibunuh, ibunya itu diperkosa terlebih dahulu," ujar Arist.

Jenazah ketiganya baru ditemukan satu hari kemudian oleh tetangganya. Ketiganya ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar. Kasus itu ditangani Polres Teluk Bentuni dan Polda Papua Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com