Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Belum Tetapkan Tersangka dalam Insiden Tolikara

Kompas.com - 19/07/2015, 09:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian belum menetapkan seorang pun tersangka dalam perkara pembakaran kios dan tempat ibadah di Tolikara, tepat pada saat hari raya Idul Fitri 1436 Hijriahh, Jumat (17/7/2015).

Penyidik Polda Papua masih menyelidikinya. "Belum ada yang dijadikan tersangka. Masih diselidiki intensif," kata Kepala Polda Papua Irjen Yotje Mende saat dihubungi Kompas.com Minggu pagi ini.

Sejauh ini, polisi telah memeriksa 19 orang. Mereka masih diperiksa sebagai saksi. Mereka berasal dari terduga kelompok penyerang dan kelompok yang tengah melaksanakan shalat Id. Sebanyak 10 personel polisi juga diperiksa sebagai saksi.

Yotje menambahkan, pihaknya tengah mencari pelaku penyebar surat edaran. Surat itu berisi larangan umat agama lain beribadah. Surat itu, sebut Yotje, menjadi pemicu penyerangan ke orang-orang yang tengah melaksanakan shalat Id.

Secara terpisah, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Suharsono mengatakan, ada tiga dugaan perkara yang diusut polisi, yakni dugaan penganiayaan, dugaan perusakan fasilitas umum dan dugaan pelarangan kebebasan beribadah. "Kita serahkan saja kepada penyidik di Polda Papua soal apa saja tindak pidana yang akan diselidiki. Yang jelas, pelakunya harus dicari," ujar dia.

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti memastikan, kondisi di Tolikara berangsur-angsur kondusif. Badrodin meminta umat Islam di penjuru Indonesia tidak terprovokasi insiden tersebut. Dia meminta masyarakat mempercayakan sepenuhnya perkara itu ke kepolisian.

Badrodin juga mengkhawatirkan insiden di Tolikara memicu gerakan radikal di Indonesia. Ia telah memerintahkan seluruh kepala satuan wilayah (Kasatwil) di Indonesia untuk segera berkomunikasi dengan ulama-ulama masing-masing wilayah.

"Berkomunikasi saja ke ulama agar mereka pun tidak terpancing," ujar Badrodin.

Badrodin juga meminta para Kasatwil seluruh Indonesia meningkatkan pengamanan di titik rawan. Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap lingkungan sekitar.

Sekelompok orang yang diduga berasal dari umat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) mendatangi Mushala Baitul Mustaqin di Tolikara, Papua, saat umat Islam menggelar shalat Id, Jumat pagi. Mereka protes lantaran pengeras suara jemaah mengganggu acara yang juga tengah digelar umat GIDI. Menurut Ketua Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil di Indonesia (PGLII) Roni Mandang, kedatangan umat GIDI ke umat Islam dengan cara baik-baik.  Namun tembakan aparat ke arah umat mereka membuat situasi menjadi kacau. Apalagi setelah diketahui satu orang tewas akibat rentetan tembakan tersebut, umat pun membakar kios di sekitar lokasi. Namun, api rupanya merembet ke sebuah rumah ibadah yang dijadikan lokasi  shalat Id.

Namun Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Suharsono menegaskan, tembakan ke arah umat GIDI dilakukan karena mereka tak mengindahkan halauan petugas untuk pergi dari sekitar mushala itu. Polisi telah menghalau massa yang meneriakan pernyataan bernada provokatif. Namun, massa tidak menurut.

Pukul 07.05 WIT massa mulai melempari tempat ibadah itu dengan batu. Pukul 07.10 WIT massa merusak dan membakar kios dan tempat ibadah tersebut. Polisi pun menembakan tembakan peringatan hingga akhirnya melepaskan tembakan ke tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com