Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Politik

Kompas.com - 16/06/2015, 15:00 WIB


Oleh: Azyumardi Azra

JAKARTA, KOMPAS - "Menolak secara santun lebih baik daripada memberi janji yang panjang dan banyak." (Sayyidina ’Ali ibn Talib RA)

"O, dia adalah lelaki berani! Dia menulis ungkapan berani, bicara dengan kata-kata berani, bersumpah dengan sumpah berani, dan melanggarnya dengan berani." (William Shakespeare, "As You Like It", 1599/1600)

Pencalonan Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara oleh Presiden Joko Widodo mengundang reaksi. Ada pihak yang mendukung, tetapi tidak kurang pula yang menolak, termasuk dari kalangan yang mengklaim sebagai relawan Jokowi dan juga dari lingkungan elite PDI-P.

Alasannya beragam. Misalnya, sebagai Panglima Kodam V Jaya, ia diduga bertanggung jawab atas Peristiwa 27 Juli 1996 ketika kantor PDI yang dipenuhi pendukung Megawati Soekarnoputri diambil alih tentara. Namun, alasan itu tidak lagi relevan karena Sutiyoso sebagai Ketua Umum PKPI telah menjadi bagian integral Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang ditulangpunggungi PDI-P. Jadi, sudah terjadi rekonsiliasi diam (tacit reconciliation) antara PDI-P dan Sutiyoso.

Namun, ada pula alasan penolakan karena Sutiyoso adalah Ketua Umum PKPI. Dari sisi ini, pihak yang mendapat kecaman adalah Presiden Jokowi yang dianggap ingkar janji untuk tidak mengangkat ketua umum partai sebagai menteri atau pejabat setingkat menteri. Dari pihak Sutiyoso, soal jabatan Ketua Umum PKPI kelihatan tidak menjadi masalah. Ia menyatakan berkali-kali bakal menanggalkan jabatan itu jika pencalonannya disetujui DPR.

Adanya pandangan di masyarakat bahwa Presiden Jokowi telah "melanggar janji" perlu mendapat catatan sendiri. Berkali-kali terdengar suara publik yang menganggap Presiden Jokowi "melanggar" janji. Misalnya, rencana pemerintah mengimpor beras. Padahal, dalam berbagai kesempatan, Presiden berjanji tidak mengimpor beras. Sebaliknya, sangat menekankan swasembada pangan.

Persepsi bahwa Presiden Jokowi "melanggar" janji tampaknya terus berkembang dari waktu ke waktu. Pelanggaran janji itu juga terjadi dengan Nawacita yang merupakan platform dasar pemerintahan Jokowi. Hal ini dapat dilihat poin per poin.

Pertama, perlindungan terhadap warga negara. Jokowi dianggap melanggar janji dengan membiarkan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan menghancurkan kapal illegal fishing berbarengan dengan moratorium perizinan usaha perikanan tangkap telah mengakibatkan pengangguran massal pada tenaga kerja di sektor ini. Mereka sama sekali tidak terlindungi.

Kedua, penciptaan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan tepercaya. Presiden dianggap melanggar janji dengan terjadinya pelemahan KPK. Pada saat yang sama, penataan birokrasi tak berjalan baik; terdapat indikasi terjadi proses politisasi birokrasi oleh menteri tertentu.

Ketiga, pembangunan dari pinggir dengan memperkuat daerah dan desa. Sampai saat ini penguatan desa melalui peningkatan alokasi dana desa masih jauh dari terealisasi sehingga desa dan daerah pinggir tetap belum bergerak membangun.

Keempat, penguatan negara dengan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya masih lemah. Janji ini terlihat seperti "jauh panggang dari api" seperti juga terlihat pada poin kedua Nawacita karena pelanggaran hukum masih terjadi sehingga kredibilitas aparat penegakan hukum tetap rendah.

Kelima, peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia melalui pendidikan dan pelatihan. Sejauh ini belum terlihat indikasi meyakinkan pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Dunia pendidikan Indonesia justru kian terbelenggu dalam birokratisasi dan "kementerianisasi".

Keenam, peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Belum terlihat kebijakan dan langkah konkret meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di tingkat internasional.

Ketujuh, perwujudan kemandirian ekonomi. Janji ini masih berputar pada retorika. Belum terlihat indikasi atau gejala di mana Indonesia dapat mandiri secara ekonomi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com