Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Seharusnya Hadirkan Perwakilan PPLN untuk Jelaskan Daftar Pemilih Khusus

Kompas.com - 17/07/2014, 20:21 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Badan Pengawas Pemilu Nasrullah mengatakan, Komisi Pemilihan Umum seharusnya menghadirkan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) dari setiap negara untuk menjelaskan penambahan Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb). Nasrullah berpendapat, DPKTb bertambah karena meningkatnya antusiasme masyarakat di luar negeri untuk menggunakan hak suaranya.

"DPK-nya (pileg) luar negeri seharusnya sudah dimasukkan DPT (pilpres). Mengapa ada lagi DPKTb? Ini agak kesulitan jawaban dari Pokja PPLN karena terbatas dari info yang didapatkan. KPU seharusnya menghadirkan dari 130 (negara), minimal 1 orang agar mampu dijawab oleh PPLN," ujar Nasrullah, di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).

Akhirnya, kata Nasrullah, pertanyaan-pertanyaan tak berjawab dan hanya menjadi catatan pleno rekapitulasi luar negeri. Ia mengatakan, KPU seharusnya segera mengontak PPLN agar mendapatkan jawaban pasti. Hal ini terkait pertanyaan saksi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di mana sebanyak 2.444 orang warga negara Indonesia (WNI) di Melbourne, Australia, tercatat berniat menggunakan hak pilih dengan hanya menunjukkan paspor atau tercatat pemilih dalam daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Kejadian yang sama juga terjadi di Malaysia dan Los Angeles.

"Sikap antusiasme juga (berpengaruh). Yang selama ini tidak terdaftar di DPT, karena antusiasme mereka terhadap pilpres, karena figur misalnya, membuat mereka tiba-tiba datang menggunakan hak pilih," jelas Nasrullah.

Nasrullah mengatakan, kehadiran perwakilan PPLN setidaknya akan menjelaskan apa yang terjadi selama proses pemilu di masing-masing negara. 

"Mahasiswa kita ke sana. Ada dari Politeknik Makassar. Mau enggak mau menggunakan hak pilih lewat DPKTb," kata Nasrullah.

Ia juga mengatakan, sebelumnya mahasiswa ini meminta agar dapat memilih melalui pos, tetapi administrasinya mengalami keterlambatan sehingga mereka mencoblos di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) di kedutaan besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Nasional
“Saya kan Menteri...”

“Saya kan Menteri...”

Nasional
Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Nasional
Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Nasional
Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Nasional
Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Nasional
Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com