Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trimedya: Kivlan Zen Banyak Omong, tetapi Tak Mau ke Komnas HAM

Kompas.com - 19/06/2014, 12:04 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menantang mantan Kepala Staf Kostrad, Mayjen (Purn) Kivlan Zen, untuk mengungkap dalang kerusuhan Mei 1998. Ketua DPP PDI-P Trimedya Panjaitan menilai Kivlan terlalu banyak berbicara kepada media, tetapi enggan membukanya ke Komnas HAM.

"Disebut saja, siapa orang yang dianggap dalangnya. Dia (Kivlan) orang yang banyak omong, tetapi ke Komnas HAM tidak mau," ujar Trimedya saat dihubungi, Kamis (19/6/2014).

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat itu juga meragukan dua foto yang sempat dibawa Kivlan saat diskusi di Universitas Indonesia, Rabu (18/6/2014). Kedua foto itu menampilkan seorang petugas pria yang tewas dengan kepala berdarah dan kerumunan demonstran pendukung Megawati.

"Foto itu kan bukan direkayasa. Kami tidak tahu pelakunya, maka sebaiknya Pak Kivlan buka saja," imbuh Trimedya.

Menurut dia, belakangan ini, kampanye hitam kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla tak berkurang, dan cenderung meningkat. Kampanye hitam itu, sebut Trimedya, sengaja dilakukan agar memecah konsentrasi tim supaya sibuk mengurus kampanye hitam daripada turun ke masyarakat.

"Akan tetapi, kami nyatakan, konsolidasi kami tak terganggu. Kami tidak akan pecah konsentrasi hanya karena kampanye hitam," kata Trimedya.

Kivlan Zen meminta publik untuk tidak menghakimi Prabowo atas kasus kerusuhan Mei 1998. Dia menegaskan bahwa Prabowo tidak terlibat dalam peristiwa berdarah itu. Kivlan justru menuding oknum di kubu Jokowi-Jusuf Kalla-lah yang merupakan dalang kerusuhan itu (baca: Kivlan Zen Tunjuk Dalang Kerusuhan Mei 1998 di Kubu Jokowi).

Sebelumnya, Komnas HAM sudah beberapa kali melayangkan panggilan kepada Kivlan terkait pernyataan bahwa ia mengaku tahu 13 aktivis yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya (baca: Untuk Kali Ketiga, Komnas HAM Akan Panggil Kivlan Zen).

Namun, Kivlan menolak hadir dengan alasan bahwa Komnas HAM tidak berhak untuk memanggil dia. Menurut Kivlan, yang berhak adalah pengadilan HAM ad hoc (baca: Kivlan Zein: Hanya Pengadilan HAM "Ad Hoc" yang Berhak Panggil Saya).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com