Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Curhat Pengalamannya Ditelikung TNI/Polri Saat Pemilu 2004

Kompas.com - 02/06/2014, 14:14 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku punya pengalaman pahit dalam Pemilihan Presiden 2004 lalu. SBY yang saat itu maju sebagai calon presiden berdampingan dengan Jusuf Kalla mengaku telah ditelikung kubu TNI/Polri yang tidak netral dan berpihak ke salah satu kandidat calon presiden.

"Dalam Pemilu 2004, meskipun secara umum pemilunya damai dan demokratis, dan itu tonggak sejarah, kita bangga. Tapi ada catatan, ada beberapa. Sebagian berkaitan dengan TNI/Polri, maka tepat kalau saya sampaikan di hadapan para petinggi TNI/Polri untuk menjadi pelajaran," ujar Presiden dalam pertemuan perwira tinggi TNI/Polri di Kementerian Pertahanan, Senin (2/6/2014).

Presiden mencontohkan, ketika itu ada seorang perwira menengah Polri di hadapan sebuah komunitas dan disiarkan oleh televisi melarang anggotanya untuk memilih calon presiden tertentu. Selain itu, Presiden juga menyinggung sebuah rapat pimpinan TNI/Polri yang melarang memilih partai tertentu.

"Biarkan ini jadi masa lalu kita, karena saya yakin saudara tidak akan melakukan hal-hal seperti itu, utamanya pilpres. Hal itu sudah lama saya maafkan," ujar SBY sambil menatap lurus ke hadapan 200 perwira tinggi TNI/Polri itu.

SBY mengaku tak menjegal karier para perwira itu meski pada 2004 dia terpilih sebagai presiden. Para perwira itu, sebut SBY, bahkan kini sudah memiliki karier yang baik hingga menjadi jenderal. Namun, SBY mengingatkan agar hal seperti itu tidak terulang pada tahun 2014.

"Meski kita sudah memaafkan, forgive but not forget. Maka, mari kita buat, Pak Prabowo-Hatta Rajasa, serta Jokowi-JK mendapatkan kesempatan untuk melakukan kompetisi secara damai, secara sehat, secara bermartabat, dan secara berkualitas," ucap Presiden SBY.

Pemaparan yang dilakukan SBY ini dilakukannya untuk mengingatkan perlunya netralitas TNI/Polri. SBY mengaku menerima informasi yang valid soal adanya pihak calon presiden yang menarik dukungan dari jenderal aktif. SBY pun meminta agar jenderal aktif yang tergoda terjun ke dunia politik lebih baik mengajukan surat pengunduran diri kepadanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com