Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkoalisi, Prabowo-Aburizal Bisa Saling Mematikan

Kompas.com - 06/05/2014, 07:24 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Intimnya hubungan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menimbulkan spekulasi keduanya benar-benar akan berkoalisi menghadapi Pemilu Presiden 2014. Namun, duet ini dinilai justru akan saling mematikan karena rekaman jejak masa lalunya.

Pengamat politik dari Centre For Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi mengatakan, duet Prabowo-Aburizal sangat dimungkinkan karena akumulasi suara Gerindra-Golkar di pemilu legislatif dapat menembus ambang batas pencalonan presiden. Terlebih, keduanya jelas memiliki nafsu yang sama besarnya untuk merebut kekuasaan dan memerintah.

"Kepentingannya sama, sama-sama ingin berkuasa yang kemudian enggak lagi mempersoalkan siapa yang jadi capres atau cawapres," kata Kristiadi saat dihubungi, Senin (5/5/2014) malam. Apalagi, Aburizal telah mengeluarkan isyarat bersedia menjadi bakal cawapres karena sadar sulit peluangnya bila nekat menjadi bakal capres.

Namun, kata Kristiadi, duet dua tokoh ini dapat saling membelenggu, bahkan mematikan satu sama lain. Pasalnya, Prabowo masih dikaitkan dengan isu dugaan pelanggaran HAM sementara Aburizal dengan bencana lumpur Lapindo, di Jawa Timur. Selain itu, Aburizal juga akan terganjal dinamika di internal Golkar yang sangat keras mewacanakan evaluasi pencapresannya.

Wacana evaluasi itu muncul karena elektabilitas Ical yang rendah dan gagal membawa Golkar meraih suara sesuai target di Pemilu Legislatif 2014. "Ini bisa jadi kartu mati. Kesamaan keduanya bukan soal visi, tapi soal kepentingan ingin berkuasa. Alasan lainnya sudah enggak masuk akal," ujarnya.

Sesuai keputusan partai, Aburizal ditunjuk dan ditetapkan sebagai bakal capres, bukan bakal cawapres. Dengan begitu akan muncul pertanyaan ketika tiba-tiba Aburizal membuat kesepakatan tanpa melalui mekanisme partai. "Lalu Aburizal membuat deal tiba-tiba dengan Prabowo, padahal jumlah suara Golkar lebih besar. Ada apa kok mau? Emangnya Golkar milik Aburizal?" ujar Kristiadi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, penjajakan antara Prabowo dengan Aburizal terlihat semakin gencar dilakukan. Mereka terus melakukan pembicaraan politik dan memetakan peluang berkoalisi. Seusai menemui Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/5/2014), Aburizal bahkan mengaku siap bila harus menjadi bakal cawapres bagi Prabowo.

Aburizal mengatakan pula, jika tak ada perubahan maka koalisi antara Gerindra-Golkar akan disampaikan sebelum 18 Mei 2014. Setali tiga uang, Prabowo juga mengatakan dia berharap koalisi dengan Golkar akan terwujud dalam waktu dekat.

Prabowo mengatakan ada banyak kesamaan pandangan antara dia dengan Aburizal. Di antara kesamaan itu, sebut dia, adalah soal keharusan penguatan ekonomi nasional melalui usaha kecil dan perlunya tenda besar untuk mengelola kemajemukan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com