Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Model Korupsi di Banten Paling Primitif

Kompas.com - 21/12/2013, 12:33 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik korupsi di Banten disebut sebagai model korupsi paling primitif. Model korupsi di wilayah yang dipimpin Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu dinilai cenderung mudah diungkap karena hanya berkisar pada pemotongan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Praktik di Banten ini model korupsi paling primitif dan paling mudah diungkap karena hanya potong-memotong APBD, nyaris mudah diungkap, dibuktikan, korupsinya tidak canggih, tidak memotong kebijakan,” kata aktivis Jaringan Warga untuk Reformasi (Jawara), Danhil Azhar, dalam diskusi bertajuk "Setelah Atut Tersangkut" di Jakarta, Sabtu (21/12/2013).

Danhil mengatakan, sedianya praktik korupsi di Banten ini mudah ditelusuri penegak hukum. Kasus dugaan korupsi yang terjadi di Banten juga banyak jumlahnya. Menurut Danhil, ada lebih dari 1.000 kasus yang dilaporkan masyarakat Banten kepada KPK.

“Tapi saat ini KPK baru fokus di alkes dan bansos yang sedang dalam tahap penyidikan,” ujarnya. Dia juga mengatakan bahwa sebagian warga Banten menyambut gembira ditahannya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah oleh KPK pada Jumat (20/12/2013).

Atut ditahan seusai diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap sengketa pemilihan kepala daerah di Lebak, Banten.

Menurutnya, kegembiraan sebagian masyarakat Banten ini menunjukkan bahwa publik menilai pemerintahan Atut selama ini tidak berpihak kepada masyarakat. Secara ekonomi, kata Danhil, Provinsi Banten memiliki tekstur makro yang baik.

“Lima sampai enam persen pertumbuhan ekonomi, dan secara fiskal juga baik, secara fiskal mandiri, input yang dimiliki besar,” katanya.

Namun, lanjut Danhil, fakta sosial ekonomi menunjukkan gambaran yang bertolak belakang. Kesejahteraan Banten tidak menyentuh rakyat kebanyakan, tetapi hanya dinikmati segelintir orang.

"Karena perilaku rente keluarga itu. Ibaratnya keluarga, kepala keluarganya berpenghasilan besar, tetapi anak istrinya tidak. Bisa jadi ada yang salah nih dengan kepala keluarganya, bisa saja kepala keluarganya selingkuh," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com