Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Divonis PN Semarang, Bang Yos Merasa Dijebak

Kompas.com - 01/11/2013, 20:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso merasa dijebak terkait dakwaan melakukan kampanye di luar jadwal yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pengadilan Semarang menghukum Sutiyoso pidana kurungan satu bulan penjara.

Sutiyoso tetap bersikeras dirinya tak bersalah dan tidak menyalahi aturan kampanye apa pun. Pria yang akrab disapa Bang Yos itu menceritakan pada tanggal 1 September 2013 lalu, dia memang melakukan pertemuan dengan sejumlah kader PKPI di Gununpati, Semarang, Jawa Tengah.

Setelah acara itu, panitia setempat melakukan acara halalbihalal di sebuah lahan kosong. Acara itu, ucap Sutiyoso, sebenarnya diperuntukkan untuk para kader. Namun, ia tak menampik lantaran acara di tempat terbuka, ada beberapa penduduk yang ikut menyaksikan.

"Nah, saya diminta menyambut spontan, sambutan saya juga nggak ada visi misinya, wong saya sambutan di depan kader saya. Memang karena di lapangan, pastilah ada orang yang datang, beberapa saya akui. Tapi, kan saya nggak kampanye," ucap Sutiyoso di Kompleks Parlemen, Jumat (1/11/2013).

Menurut Sutiyoso, seseorang melakukan kampanye jika ada juru kampanye, alat peraga, menjabarkan visi dan misi, dan mengajak untuk memilih. Semua hal itu, sebutnya, sama sekali tidak dilakukan saat acara itu.

Sutiyoso mengaku hanya meminta para kader PKPI berusaha maksimal agar jangan sampai kalah di kampung halamannya itu. Di dalam acara itu, Sutiyoso mengaku ada panitia pengawas pemilu yang hadir. Namun, panwaslu itu bukannya menegur jika ada yang salah, melainkan malah sibuk merekam hingga akhirnya acara tersebut dilaporkan ke aparat.

"Mereka (panwaslu) malah sibuk merekam untuk bukti di pengadilan. Artinya, dia sudah memang menjebak saya. Panwaslu seharusnya jangan mencari korban, tetapi mengingatkan, bukan menjebak seperti itu," kata Sutiyoso.

Terkait vonis dua bulan masa percobaan yang dijatuhkan PN Semarang, Sutiyoso mengaku tengah menimbang apakah akan melakukan banding atau tidak. Ia juga masih menimbang perlu tidaknya kasus ini dilaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

"Saya hanya berharap, mudah-mudahan peristiwa yang menyangkut PKPI ini peristiwa terakhir dan yang menjadi korban seorang ketum parpol," ucapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso divonis bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Semarang. Ketua Umum PKPI itu divonis bersalah lantaran melakukan kampanye politik di luar jadwal yang telah ditetapkan KPU. Majelis hakim menghukum Sutiyoso pidana kurungan satu bulan penjara dengan masa percobaan dua bulan.

Selain itu, dia juga harus membayar denda satu juta rupiah, subsider 15 hari kurungan. Sutiyoso dinyatakan melanggar Pasal 276 jo Pasal 83 Ayat 2 UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPRD, dan DPD, jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com