Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Pidato Presiden, Hakim MK Rapat 7 Jam

Kompas.com - 06/10/2013, 04:57 WIB
Harry Susilo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Setelah pidato Presiden yang melontarkan lima langkah penyelamatan MK dan pemberhentian sementara Ketua MK Akil Mochtar, hakim konstitusi mengadakan rapat permusyawaratan hakim di lantai 16, Kantor MK, Jakarta, Sabtu (5/10/2013) malam.

Rapat yang dimulai sekitar pukul 19.00 itu dihadiri oleh tujuh hakim konstitusi, yakni Patrialis Akbar, Muhammad Alim, Ahmad Fadil Sumadi, Maria Farida Indrati, Arief Hidayat, Hamdan Zoelva, Anwar Usman, dan Harjono. Hakim Harjono baru bergabung sekitar pukul 22.25 karena baru tiba dari Yogyakarta.

Rapat itu berlangsung hampir tujuh jam dan berakhir pada Minggu (6/10/2013) dini hari sekitar pukul 01.50. Wartawan yang datang ke kantor MK untuk meliput tidak diperkenankan naik ke lantai 16 oleh petugas keamanan dan hanya diminta menunggu di lantai dasar. Begitu rapat usai, para hakim konstitusi mengadakan jumpa pers. 

Seperti diketahui, Akil Mochtar ditangkap tangan di rumah dinasnya pada Rabu (2/10/2013) malam, terkait pemilihan kepala daerah Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dan Pilkada Lebak, Banten. Skandal suap ini ditindaklanjuti dengan keputusan pemberhentian sementara terhadap Akil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam pidatonya, Sabtu, Presiden juga mengungkapkan, lima langkah penyelamatan MK yakni penundaan sidang jangka pendek, meminta KPK untuk mempercepat penyidikan kasus Akil, pengajuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) soal aturan dan seleksi hakim MK, pengawasan peradilan MK oleh Komisi Yudisial, dan MK agar melakukan audit internal.

Saat jumpa pers, Wakil Ketua MK Hamdan Zoelva mengatakan, MK memahami respons cepat dan niat baik Presiden yang mengumpulkan para ketua lembaga negara.

"Peristiwa tersebut sangat berpengaruh pada citra dan wibawa MK," kata Hamdan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com