Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Gabung PPI, Alasan Saan-Pasek Dicopot

Kompas.com - 18/09/2013, 18:59 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, selain untuk penyegaran, rotasi kepengurusan di Fraksi Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat merupakan bentuk penghargaan dan pemberian sanksi dari DPP kepada anggotanya.

"Pertama, kan penyegaran. Kedua, di situ juga ada reward and punishment. Ini kan menyangkut loyalitas terhadap partai," kata Syarief di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (18/9/2013).

Sebelumnya, DPP Demokrat mengumumkan rotasi Fraksi Demokrat di DPR. Dua orang yang dikenal loyal terhadap mantan Ketua Umum DPP Demokrat Anas Urbaningrum dicopot dari kepengurusan. Saan Mustopa dicopot sebagai Sekretaris Fraksi dan Gede Pasek Suardika dicopot sebagai Ketua Komisi III DPR.

Pencopotan itu dilakukan tak lama setelah deklarasi ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) bentukan Anas. Pasek masuk dalam kepengurusan PPI sebagai Sekjen. Adapun Saan hanya menghadiri deklarasi.

Syarief mengakui bahwa sikap keduanya terhadap PPI menjadi salah satu alasan pencopotan dari kepengurusan fraksi. "Bukan cuma karena menghadiri. Kita kan sudah pelajari record-nya selama ini. Pokoknya kita menegakkan kedisiplinan," katanya.

Ketika ditanya apa saja rekam jejak dari keduanya yang dianggap negatif oleh DPP, Syarif hanya menjawab, "Banyaklah itu."

Seperti diberitakan, ormas PPI dideklarasikan pada Minggu (15/9/2013). Mantan pengurus Demokrat ataupun yang masih menjabat hadir dalam deklarasi itu. Selama ini mereka dikenal berada di "gerbong" Anas sejak munculnya desakan agar Anas mundur sebagai Ketua Umum DPP Demokrat.

Mereka di antaranya mantan Sekretaris Departemen Agama DPP Demokrat Ma'mun Murod dan mantan Ketua DPC Cilacap Tri Dianto. Anggota Dewan Pembina Demokrat Ahmad Mubarok juga hadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com