Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpu 1/2009 Dinilai Sarat Hidden Agenda

Kompas.com - 27/02/2009, 16:36 WIB

JAKARTA, JUMAT — Penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif dinilai sarat agenda tersembunyi (hidden agenda). Perpu tersebut telah ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (26/2).

Yuzril Ihza Mahendra menduga, bisa jadi perpu ini ditujukan untuk mengakomodasi kepentingan partai penguasa yang caleg-calegnya kurang dikenal. Meski demikian, Yusril tak mau menyebutkan pihak yang berkepentingan terhadap perubahan tersebut.

"Bisa jadi partai yang berkuasa. Yang jelas, pihak incumbent diuntungkan dalam keadaan ini karena memiliki akses untuk mengubah-ubah peraturan," ujar Yusril pada diskusi terkait Perpu 1/2009, Jumat (27/2) di Ruang Wartawan DPR RI, Jakarta. Hadir pula dalam diksusi ini, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dan Sekretaris Fraksi PKB Marwan Jafar.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, Denny Indrayana, mengatakan, perpu tersebut mengatur perbaikan rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) serta penandaan surat suara lebih dari satu kali, yakni boleh tandai pada gambar partai dan kandidat. Hal ini, kata Denny, bertujuan untuk menyelamatkan suara rakyat dan menyukseskan Pemilu 2009.

"Jika pemilih boleh mencontreng pilihannya pada kotak gambar partai dan kandidat, lalu suaranya milik siapa? Hal ini tidak diatur dalam perpu tersebut," kata Marwan. Menurutnya, perpu tersebut memang sangat kontroversi.

Pasalnya, sejak enam bulan silam, KPU, pemerintah, dan elemen lainnya telah menyosialisasikan pencontrengan satu kali pada nama caleg. Namun, tiba-tiba, pemerintah mengganti kebijakan tersebut. "Hal ini dapat membuat para caleg pusing karena harus mengubah strategi kampanye," ujarnya.

Terkait rekapitulasi DPT, Marwan mengatakan, sejak awal, KPU memang telah bertindak ceroboh karena menjadikan DPT Pilkada sebagai acuan. Padahal, tren pemilih sangat dinamis.

Dicontohkan, ada beberapa caleg yang sudah meninggal, tetapi namanya masih tercantum. Di Sulawesi Tengah, sekitar 80 kecamatan belum masuk ke dalam DPT. Sementara itu, di Jawa Timur, masih ada 12 juta pemilih yang belum terdaftar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Permudah Pengiriman Logistik, Pemerintah Bakal Perpanjang Runway 800 Meter di Sinak Papua

Ingin Permudah Pengiriman Logistik, Pemerintah Bakal Perpanjang Runway 800 Meter di Sinak Papua

Nasional
Panglima TNI Ungkap 2 Fokus Modernisasi Kopassus: Pembangunan SDM dan Alutsista Modern

Panglima TNI Ungkap 2 Fokus Modernisasi Kopassus: Pembangunan SDM dan Alutsista Modern

Nasional
Gugat ke MK, PKB Persoalkan Hilangnya 1 Suara di Halmahera Utara

Gugat ke MK, PKB Persoalkan Hilangnya 1 Suara di Halmahera Utara

Nasional
Dewas Sebut Sidang Etik Wakil Ketua KPK Tak Terganggu Gugatan di PTUN

Dewas Sebut Sidang Etik Wakil Ketua KPK Tak Terganggu Gugatan di PTUN

Nasional
KPK Geledah Kantor Setjen DPR RI

KPK Geledah Kantor Setjen DPR RI

Nasional
Dukung Pengembangan UMKM Daerah, Karya Nyata Fest Vol 6 Pekanbaru Cetak Rekor 30.000 Pengunjung

Dukung Pengembangan UMKM Daerah, Karya Nyata Fest Vol 6 Pekanbaru Cetak Rekor 30.000 Pengunjung

Nasional
Pengamat: PKS Partai Ideologis, Kalau Kalah Harus di Luar Pemerintah

Pengamat: PKS Partai Ideologis, Kalau Kalah Harus di Luar Pemerintah

Nasional
Kunker ke Banyuwangi, Jokowi Akan Serahkan Sertifikat Lahan Elektronik

Kunker ke Banyuwangi, Jokowi Akan Serahkan Sertifikat Lahan Elektronik

Nasional
Semangati Timnas, Jokowi: Masih Ada Harapan Juara 3, Jangan Menyerah

Semangati Timnas, Jokowi: Masih Ada Harapan Juara 3, Jangan Menyerah

Nasional
Jokowi Gelar Ratas World Water Forum Ke-10, Luhut: Persiapan Sudah Final

Jokowi Gelar Ratas World Water Forum Ke-10, Luhut: Persiapan Sudah Final

Nasional
Sempat Plin-plan, PKB Cabut Gugatan Sengketa Selisih Suara Dapil Aceh 1

Sempat Plin-plan, PKB Cabut Gugatan Sengketa Selisih Suara Dapil Aceh 1

Nasional
MPR Bakal Temui Jokowi hingga Prabowo-Gibran Jelang Transisi Kepemimpinan

MPR Bakal Temui Jokowi hingga Prabowo-Gibran Jelang Transisi Kepemimpinan

Nasional
Menag: Jemaah Harus Kantongi Visa Resmi untuk Haji

Menag: Jemaah Harus Kantongi Visa Resmi untuk Haji

Nasional
Sandiaga Nobar Timnas Bareng Gibran, PPP: Kapasitasnya sebagai Menparekraf

Sandiaga Nobar Timnas Bareng Gibran, PPP: Kapasitasnya sebagai Menparekraf

Nasional
Jubir: Pak Jokowi Mentor Pak Prabowo, Itulah Proses “Mempersiapkan”

Jubir: Pak Jokowi Mentor Pak Prabowo, Itulah Proses “Mempersiapkan”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com