JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI-P Ribka Tjiptaning meminta seluruh kader yang tergabung dalam badan dan sayap PDI-P tidak diam saja ketika terus menerus mendapatkan tekanan.
Menurut Ribka yang karib disapa "Mbak Ning" ini, partainya memang memiliki slogan kesabaran revolusioner. Namun kesabaran tentu ada batasnya.
Ia kemudian mencontohkan pemanggilan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto oleh Polda Metro Jaya, karena pernyataannya di sebuah stasiun televisi. Pemanggilan Hasto merupakan buntut laporan yang dilayangkan dua orang bernama Hendra dan Bayu Setiawan.
Baca juga: KPK Panggil Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Jadi Saksi Harun Masiku Senin Pekan Depan
"Ini wajah partai lho Sekjen ini. Wajah partai. Satgas kita punya Cakra Buana itu berapa itu. Kita memang punya kesabaran revolusioner, tapi memang ada batas-batasnya," kata Ribka di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024).
"Kalau kita diinjak terus, masak teman-teman mau diam?" tanya dia yang diiringi kata "Lawan" oleh para badan dan sayap PDI-P.
Ribka terus bertanya ke badan dan sayap PDI-P apakah berani melakukan perlawanan jika terus menerus ditekan.
"Ada yang mau lawan enggak?" tanya anggota DPR Fraksi PDI-P ini lagi.
"Lawan," tegas seluruh badan dan sayap PDI-P.
"Mau lawan?" tanya Ribka lagi.
"Lawan," jawab puluhan kader PDI-P itu.
Ribka kemudian meminta mereka turun ke bawah, salah satunya mendampingi Hasto ketika menghadapi pemanggilan polisi.
Bukan tanpa sebab, menurut dia, kekompakan itu harus ditunjukan seluruh kader PDI-P saat ini. Hal ini lantaran Ribka mencium benih-benih hukum kolonialisme mulai muncul pada pemerintahan saat ini.
Baca juga: Hasto Dipanggil KPK Terkait Harun Masiku, PDI-P Singgung Dugaan Korupsi Gibran-Kaesang
"Nanti kalau ada titik titik sinyal-sinyal Hasto dimarahi, (partai) wis (sudah) kompak. Karena mungkin ini titik-titik kolonialismenya sudah bangkit lagi ini. Hukum-hukum kolonial, imperialismenya mulai lagi," ucap Ribka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.